Pak Belalang meminta tempoh kepada raja dengan alasan dia perlu membuat rujukan terlebih dahulu dengan kitab-kitab yang ada di rumah.
Sampai di rumah pak Belalang berbaring dan termenung memikirkan nasib yang akan diterimanya jika dia gagal mendapatkan semula harta-harta tersebut sambil dia menghitung roti yang sedang dimasak istrinya di dapur.
Dia mendengar bunyi roti kena minyak di dalam kuali, dan berkata “satu”, sambil membilang roti.
Dengan takdir Allah, pada ketika itu juga kepala pencuri masuk di halaman rumah pak Belalang.
Tatkala Pak Belalang menghitung “Tujuh” ketujuh orang pencuri semuanya sudah masuk ke halaman rumah Pak Belalang.
Pencuri-pencuri itu ketakutan. Semua ketujuh-tujuh pencuri tersebut mengira Pak Belalang sudah tahu bahwa yang mencuri adalah mereka.
Mereka lalu masuk menemui Pak Belalang dan mengaku salah. Dengan demikian Pak Belalang pun lepas dari masalah pembunuhan atas dirinya.
Atas keberhasilan tersebut Pak Belalang mendapat hadiah yang banyak sekali. Baginda raja memberi gelaran Ahli Nujum Negara kepada Pak Belalang.