Sekali lagi Pak Belalang diancam dengan ancaman bunuh, kalau dia tidak dapat meneka apa yang digenggam baginda.
Pak Belalang tidak dapat meneka. Pada perasaan hatinya, matilah ia kali ini. Sambil menangis mengenang anaknya yang bernama di Belalang. Dia pun berkata. Matilah aku, tinggallah, anakku, Belalang. (yang digenggam Baginda itu kebetulan adalah seekor belalang)
Setelah itu pak Belalang ingin mengakhiri sandiwaranya, Pak Belalang pun pulang ke rumahnya, dalam hatinya Ia berpikir, baiklah aku bakar rumah ini supaya dapat dilaporkan pada Baginda bahwa surat-surat ilmunya terbakar serta supaya tenang hidupnya.
Sehingga Baginda tidak lagi mengejarnya dengan pertanyaan –pertanyaan lagi. Setelah rumahnya terbakar Pak Belalang tidak bekerja lagi, dikaruniai oleh baginda belanja dengan secukupnya.
Dalam cerita ini Pak Belalang digambarkan sebagai orang yang cerdik, berkat kecerdikannya ia mendapat keberuntungan Ia pun dapat terbebas dari kemiskinan.
Cerita ini mengajarkan bahwa kita harus menolong orang yang sedang dalam kesusahan karena setiap perbuatan baik akan mendapatkan balasan yang baik.
(Tim)