Life skill keempat ini mencakup berbagai aspek: komunikasi yang baik, kemampuan mendengarkan, penyelesaian konflik, dan kecerdasan sosial.
Bahkan skill “basa-basi” ternyata sangat berguna untuk membangun relasi.
Tanpa kemampuan ini, kamu akan kesulitan membangun jaringan kerja atau menghadapi dinamika sosial di lingkungan profesional maupun pribadi.
5. Emotional Intelligence (EQ), Lebih Penting dari IQ
Sekolah sering mengukur kecerdasan dari nilai dan ujian. Tapi di dunia nyata, EQ atau kecerdasan emosional lebih berpengaruh terhadap kesuksesan hidup.
Banyak keputusan buruk yang kita ambil karena emosi yang tidak terkendali, bukan karena kurang pengetahuan.
Life skill kelima ini mencakup empat aspek penting: kesadaran diri (self-awareness), pengendalian diri, empati, dan kemampuan membangun relasi interpersonal.
Kamu harus bisa mengenali emosi, mengelola stres, memahami perasaan orang lain, dan tetap tenang saat menghadapi tekanan.
EQ akan menentukan bagaimana kamu merespons kritik, bersikap dalam konflik, dan menjaga stabilitas dalam hidup sehari-hari.
BACA JUGA:DC Lapangan Bakal Dihapus? Seperti Ini Infomasi Terbarunya
Kenapa Sekolah Tidak Mengajarkan Semua Ini?
Raymond Chin secara jujur menyampaikan kekecewaannya terhadap sistem sekolah saat ini.
Ia percaya bahwa sekolah dirancang untuk mencetak pekerja yang “taat aturan”, bukan manusia yang adaptif terhadap realitas hidup yang berubah-ubah.
Life skill seperti menghadapi kegagalan, mencari peluang, mengelola uang, membangun relasi sosial, dan mengatur emosi sangat jarang disentuh secara serius dalam pendidikan formal.
Padahal, semua orang tananpa kecuali pasti akan bersinggungan dengan masalah finansial, hubungan sosial, dan tekanan emosional.