Bukan karena kamu bodoh, tapi karena otak tidak dilatih untuk berpikir mendalam. Konten pendek yang cepat dan mudah bikin otak jadi malas berproses.
Tanpa stimulasi yang cukup, kemampuan otak untuk problem solving, berpikir logis, dan berkreasi akan hilang secara perlahan.
BACA JUGA:Angsuran Bulanan Bagi Pensiunan yang Mengajukan Pinjaman Rp100 Juta di Bank Mandiri
6. Hilangnya Rasa Penasaran dan Semangat Belajar
Kecanduan konten digital membuat kita kehilangan rasa ingin tahu. Aktivitas yang seharusnya menyenangkan seperti membaca artikel menarik, nonton video edukasi, atau mencoba hal baru jadi terasa membosankan.
Otak sudah terbiasa dengan hiburan cepat, dangkal, dan instan bukan eksplorasi yang menantang pikiran.
Padahal rasa penasaran adalah bahan bakar utama dalam proses pembelajaran dan pertumbuhan intelektual.
BACA JUGA:Tahun Ajaran Baru 2025/2026: Simak Harga Seragam dan Perlengkapan Sekolah di Kota Bengkulu
7. Kecemasan, Overthinking, dan Informasi Berlebihan
Ironisnya, konsumsi konten hiburan yang seharusnya membuat kita rileks justru bisa memicu stres. Dalam sehari, otak kita bisa menerima ratusan hingga ribuan potongan informasi pendek yang acak dan tidak berhubungan.
Akibatnya, terjadi brain clutter penumpukan informasi tidak penting yang tidak sempat diproses dengan baik.
Ini bisa menimbulkan kecemasan berlebih, overthinking, dan kelelahan mental.
Anehnya, untuk menghilangkan stres, kita malah kembali lagi ke media sosial padahal itu akar masalahnya.
BACA JUGA:Perjalanan Karir A Gunawan dari Penjaga Malam hingga Menjadi Karo Umum Pemprov Bengkulu
8. Kehilangan Kemampuan Menikmati Hal Sederhana
Brain rot membuat kita tidak lagi mampu menikmati aktivitas sederhana dalam hidup. Duduk santai sambil baca buku, ngobrol sambil minum kopi, atau jalan-jalan sore kini terasa hambar.
Standar hiburan otak sudah terlalu tinggi karena terbiasa dengan konten digital penuh warna, gerakan cepat, dan efek visual ekstrem.