Konflik ini dipicu oleh serangan Israel pada Jumat (13/6/2025), yang menyasar perumahan hingga fasilitas nuklir Iran.
Iran kemudian melakukan serangan balasan pada Sabtu (14/6/2025), yang merusak fasilitas ekonomi Israel.
Amerika Kerahkan Kapal Induk Nuklir
Sementara itu Amerika Serikat (AS) telah mengerahkan kapal induk bertenaga nuklir kedua ke Timur Tengah saat perang antara Iran dan Israel memanas. Washington khawatir perang kedua negara itu lepas kendali.
Kapal induk USS Nimitz beserta sembilan skuadron udaranya dan pasukan pengawal termasuk lima kapal perusak, telah meninggalkan Laut China Selatan untuk bergabung dengan kelompok penyerang kapal induk USS Carl Vinson di Laut Arab.
Setidaknya dua kapal perusak AS di Mediterania telah bergerak mendekati Israel.
Sedangkan keluarga militer di pangkalan AS di Timur Tengah diberi izin untuk terbang pulang demi keselamatan mereka.
Lebih dari 200 orang di Iran dan lebih dari 20 orang di Israel telah tewas akibat perang yang dimulai sejak Jumat pekan lalu.
Presiden AS Donald Trump telah memberikan pesan yang beragam di depan publik tentang krisis tersebut, dengan mengatakan: "Sudah waktunya untuk mencapai kesepakatan".
BACA JUGA:Israel Diambang Kehancuran, Iran Kuasai Langit Israel Terus Kirim Hujan Rudal
Namun, kata Trump, kedua negara mungkin harus bertempur habis-habisan terlebih dahulu.
Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth mengatakan pada hari Senin bahwa dia telah memerintahkan pengerahan kemampuan pertahanan tambahan ke Timur Tengah.
Hegseth tidak mengungkapkan kemampuan militer apa yang dia kirim ke wilayah tersebut.
Namun, Reuters melaporkan pada hari Senin tentang pengerahan sejumlah besar pesawat pengisian bahan bakar militer AS dan pergerakan kapal induk ke Timur Tengah. "Melindungi pasukan AS adalah prioritas utama kami dan pengerahan ini dimaksudkan untuk meningkatkan postur pertahanan kami di kawasan tersebut," kata Hegseth dalam sebuah unggahan di platform media sosial X.
Menurut laporan Reuters, Trump semakin mendukung serangan Israel selama beberapa hari terakhir tetapi juga menolak rencana Israel untuk membunuh Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.