
NASIONAL, RBTVDISWAY.ID - Waspadai bahaya konsumsi beras oplosan, dampak kesehatan dan cara mendeteksinya agar tak tertipu produk premium palsu.
Praktik curang dalam industri pangan kembali membuat geger masyarakat. Kali ini, skandal beras oplosan yang diklaim sebagai beras premium mencuat ke permukaan dan menimbulkan keresahan luas.
BACA JUGA:Daftar Merek yang Terindikasi Beras Oplosan Hasil Temuan Satgas Pangan Polri
Berdasarkan hasil investigasi dari Kementerian Pertanian bersama Satgas Pangan, ditemukan sebanyak 212 merek beras tidak memenuhi standar mutu, dan 26 merek di antaranya kuat diduga merupakan beras oplosan.
Bahkan merek-merek terkenal yang diproduksi oleh Wilmar Group turut masuk dalam daftar beras yang terindikasi beras oplosan tersebut.
Hal ini menunjukkan bahwa produk bermerek sekalipun tidak menjamin keaslian dan kualitas, sehingga masyarakat perlu lebih berhati-hati.
BACA JUGA:Pelabuhan Pulau Baai Berangsur Normal, Pemprov Fokus Percepatan Pembangunan di Pulau Enggano
Bentuk Penipuan dalam Produk Beras, Konsumen Dibohongi dari Label hingga Isi
Salah satu bentuk pelanggaran serius dalam kasus beras oplosan adalah ketidaksesuaian berat kemasan dengan klaim label.
Banyak konsumen membeli beras dengan kemasan 5 kg, namun setelah ditimbang ulang, beratnya hanya sekitar 4,5 kg.
Ini tentu merugikan dari sisi kuantitas. Tak hanya itu, beras yang dijual dengan label “premium” ternyata merupakan hasil campuran beras kualitas rendah, yang secara teknis tidak layak menyandang gelar premium.
Label-label seperti beras SNI, beras organik, atau beras pilihan hanya digunakan untuk memanipulasi kepercayaan konsumen dan menjual dengan harga tinggi.
Artinya, konsumen secara tidak langsung membayar mahal untuk produk berkualitas rendah, yang tentu sangat merugikan secara finansial dan moral.
Konsumen merasa tertipu karena mempercayai kemasan dan merek besar yang seharusnya dapat menjadi jaminan mutu.
BACA JUGA:Ngebut Pulang Sekolah, 2 Siswa SMKN 2 Seluma Masuk Kolong Fuso