Iklan RBTV

Tenang, Begini Cara Mengatasi DC Pinjol Sebar Data Pribadi di Facebook

Tenang, Begini Cara Mengatasi DC Pinjol Sebar Data Pribadi di Facebook

cara mengatasi pinjol yang sebar data di facebook--

NASIONAL, RBTVDISWAY.ID – jangan panik saat data disebar DC Pinjol di Facebook!begini cara menghadapinya agar tetap tenang dan aman.

Kasus penyebaran data oleh debt collector (DC) dari aplikasi pinjaman online legal kini makin mengkhawatirkan.

BACA JUGA:Cara Pinjaman KSM Mandiri di ACC, Pinjaman Tanpa Agunan di Bank Mandiri Selain KUR

Meskipun sudah terdaftar di OJK dan dianggap aman, ternyata beberapa pinjol legal juga mulai melakukan penagihan dengan cara yang tidak etis, salah satunya menyebarkan data nasabah di media sosial, terutama di grup jual beli Facebook.

Ini menjadi peringatan serius bagi siapa saja yang saat ini sedang gagal bayar  di pinjol, baik legal maupun ilegal.

BACA JUGA:Empat Makelar Penerimaan 104 PHL PDAM Kota Bengkulu Diperiksa, Pelaku Terima Fee Suap Rp 5 Juta per Orang

Dilansir dari kanal YouTube Tools Pinjol, kejadian seperti ini semakin ramai setelah munculnya laporan dari sejumlah nasabah yang menjadi korban penyebaran data.

Dalam salah satu grup WhatsApp, ada anggota yang melaporkan telah difitnah dan disebarkan fotonya di grup jual beli Facebook.

Tidak hanya satu, tapi banyak nasabah lainnya juga mengalami hal serupa. Foto KTP, nama lengkap, dan bahkan narasi fitnah seperti dituduh narkoba dan lainnya digunakan sebagai alat tekanan oleh DC.

Lebih parahnya lagi, para nasabah ini bukanlah pengguna pinjol ilegal. Mereka hanya meminjam dari pinjol legal, yang terdaftar resmi di OJK.

BACA JUGA:Pemprov Bengkulu Kurban 26 Ekor Sapi untuk Warga di 9 Kabupaten dan 1 Kota

Namun ironisnya, justru mereka yang galbay di aplikasi legal ini yang jadi target penyebaran data. Tidak semua nasabah diperlakukan sprti itu, melainkan hanya orang-orang tertentu yang dianggap “menarik” untuk dihancurkan citranya.

Biasanya, mereka yang memiliki profesi mentereng seperti pegawai negeri sipil (PNS), guru, atau karyawan bank BUMN menjadi sasaran utama.

Penyebabnya jelas yakni karna nasabah tersebut punya jabatan dan karir yang dianggap “layak dihancurkan”.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: