Iklan RBTV

Fenomena Clipper, Profesi Baru yang Bisa Menghasilkan Gaji Belasan Juta, Bagaimana Cara Kerjanya?

Fenomena Clipper, Profesi Baru yang Bisa Menghasilkan Gaji Belasan Juta, Bagaimana Cara Kerjanya?

Profesi Clipper sedang digandrungi karena bisa menghasilkan pendapatan belasan juta--

Hal ini membuat fenomena clipper semakin terorganisir dan menarik banyak peminat.

BACA JUGA:Syarat dan Angsuran Terbaru KUR Mandiri, Ada Pilihan Cicilan Rp 300 Ribu per Bulan

Mengapa Fenomena Clipper Meledak?

Fenomena clipper muncul karena kombinasi faktor: meningkatnya konten long form, tingginya konsumsi short video, dan keinginan influencer untuk memperluas pasar tanpa harus memotong video mereka sendiri. 

Clipper berperan sebagai “mesin penyebar ulang” yang mempercepat distribusi konten.

Selain itu masyarakat umum yang ingin membangun akun TikTok atau Shorts juga memanfaatkan potongan konten tersebut sebagai bahan untuk menumbuhkan akun mereka.

Fenomena clipper akhirnya menjadi simbiosis: influencer mendapat penyebaran konten tanpa biaya produksi tambahan, sementara clipper mendapat kesempatan cuan dari reward yang disediakan.

Apakah Clipper Lebih Menjanjikan daripada Influencer?

Belakangan muncul meme yang beredar di berbagai platform: “Anak sekarang lebih memilih jadi clipper daripada influencer.” Namun ada yang menilai masa depan clipper tidak sekuat masa depan influencer.

Meskipun fenomena clipper 2025 sedang hype, tren ini dipercaya akan menurun ketika tren live streaming juga berubah.

Selain itu, skill clipper dianggap tidak cukup luas untuk karier jangka panjang. Mereka lebih fokus pada pemotongan video, sedangkan influencer membangun brand, kreativitas, dan komunikasi yang jauh lebih fleksibel serta berpotensi berkembang.

BACA JUGA:Mau Batalkan Shopee Pinjam? Begini Caranya, Mudah dan Aman

Bisakah Clipper Jadi Karier Tetap?

Hanya sebagian kecil clipper yang bisa konsisten meraih puluhan hingga ratusan ribu views. Jumlahnya mungkin hanya 1 banding 100. 

Artinya, meski terlihat mudah, menjadi clipper yang sukses tetap membutuhkan algoritma yang terbentuk dengan baik, konsistensi konten, dan keberuntungan.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: