Fakta Menarik Tentang Harta Karun Emas di Gunung Jayawijaya Papua, Tersimpan Rp 221,7 Triliun Nilai Emas
Fakta Menarik Tentang Harta Karun Emas di Gunung Jayawijaya Papua--
Berbeda dengan Martabe, cadangan emas di tambang emas Toka Tindung memiliki tingkat endapan sulfidasi rendah. Dari sisi operasional, Toka Tindung juga menggunakan metode CIL pada proses pengolahannya.
Per saat ini, tambang emas Toka Tindung memiliki pabrik pengolahan berkapasitas sekitar 4 juta ton bijih per tahun, sehingga mampu memproduksi sekitar 7-8 juta ton emas setiap tahunnya.
BACA JUGA:Sulawesi Utara Kaya Raya Punya 13 Perusahaan Tambang Emas, Ini Titik Lokasinya
Pada semester pertama tahun 2021 lalu, Toka Tindung berhasil memproduksi hingga 2,6 ton emas, atau setara dengan 20% total produksi Indonesia di periode yang sama.
Dalam beberapa kesempatan sebelumnya, Archi juga menyampaikan jika tambang emas Toka Tindung berpotensi untuk menemukan tambahan cadangan emas antara 5-13 juta ons (setara dengan 150-400 ton) dalam 5 tahun mendatang, selain juga menargetkan untuk meningkatkan kapasitas pabriknya hingga 8 juta ton bijih pada akhir tahun 2025 nanti.
BACA JUGA:Kaya Raya, Ini Peta Titik Tambang Emas Sulawesi Tengah, Mampu Sumbangkan 2,32 Persen Cadangan Emas
Dengan peningkatan tersebut, maka tambang emas Toka Tindung diharapkan dapat mencapai produksi emas sebanyak 14 ton per tahunnya mulai tahun 2026 dan seterusnya, dimana ini akan melampaui produksi emas per tahun dari Martabe.
BACA JUGA:Cadangannya hingga 540 Ribu Ton Emas, Segini Angka Kandungan Harta Karun Emas di Bombana
4. Tambang Emas Tujuh Bukit
Tambang emas Tujuh Bukit berlokasi di Jawa Timur, dan dimiliki oleh PT Merdeka Copper Gold Tbk, mulai beroperasi pertama kali pada tahun 2016. Area konsesi tambang emas Tujuh Bukit memiliki luas sekitar 12 ribu hektar memiliki cadangan emas bersulfidasi tinggi sebanyak 22 ton per akhir tahun 2020.
BACA JUGA:Target 8 Juta Ton Per Tahun 2025, Ini Titik Lokasi Tambang Harta Karun Emas Terbesar di Sulawesi
Berbeda dengan Martabe dan Toka Tindung, dalam proses operasionalnya, tambang emas Tujuh Bukit menggunakan metode Heap Leach, dimana metode ini memiliki biaya lebih rendah, namun dengan tingkat recovery juga lebih lebih rendah.
Memiliki kapasitas pabrik pengolahan yang cukup tinggi sekitar 8 juta ton bijih per tahun, Tujuh Bukit memproduksi sebanyak 1,7-ton emas pada semester pertama tahun 2021.
Cadangan emas Tujuh Bukit diperkirakan akan habis pada pertengahan tahun 2024, dimana Merdeka sepertinya akan mulai beralih fokus ke bisnis pertambangan tembaga (copper) di masa mendatang.
BACA JUGA:Lansia Dirampok, Kejadiannya Siang Hari, Emas Puluhan Gram dan Uang Diambil Pelaku
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


