Iklan RBTV

BBM di Bengkulu Langka, Pelindo Disebut Harus Tanggungjawab. Teuku : 'Kalau Tidak Mampu Angkat Bendera Putih'

BBM di Bengkulu Langka, Pelindo Disebut Harus Tanggungjawab. Teuku : 'Kalau Tidak Mampu Angkat Bendera Putih'

--

RBTVCAMKOHA.COM - Pasokan BBM di Kota Bengkulu saat ini mulai mengkhawatirkan, di beberapa SPBU dalam Kota BBM di beberapa hari belakangan ini sudah tak lagi tersedia. 

 

Anggota DPRD Provinsi Bengkulu Teuku Zulkarnain juga memperhatikan, kondisi ini yang saat ini hanya tersedia pertamax turbo di SPBU yang harganya cukup mahal untuk kalangan masyarakat bawah. 

BACA JUGA:Penertiban 130 Kios Pedagang Pasar Panorama Kota Bengkulu, Deadline Pembongkaran hingga Rabu 21 Mei

"Berbulan-bulan yang lalu, coba Anda baca statement saya, ya kan. Penyebab dari dangkalnya pelabuhan yang saya khawatirkan dua. Yang pertama, kelangkaan BBM. Yang kedua adalah terisolirnya Enggano. Hari ini kedua-duanya sudah terjadi. Anda mungkin bisa lihat bagaimana pisang Enggano dibuang ke laut. Kedua hari ini kita lihat bersama jangankan pertalite, pertamax aja gak ada, adanya pertamax turbo, " jelas Teuku. 

 

Kondisi ini terjadi karena selama ini tumpuan pengiriman BBM ke provinsi Bengkulu 80 persen adalah dari kapal via pelabuhan pulau Baai.

BACA JUGA:Kabupaten Terkaya Nomor Dua di Bengkulu dengan Bupati Termuda, Tiga Desanya Berstatus 'Desa Tertinggal'

"sehingga Pertamina harus ngunjal pakai tanki via darat. Kalau Linggau kosong dia ke Jambi, kosong ke Jambi dia harus ke Palembang atau ke Sumatera Barat. Kalau kosong semua ya selesai kita, karena mereka juga punya keterbatasan kuota terhadap penduduk masing-masing. Nah kita ambil kota mereka. Kalau kota mereka ada lebih ya baru kirim ke kita. Kalau nggak ada, bagaimana?,"

 

Atas kondisi ini diinformasikan Pertamina harus mengeluarkan biaya ekstra hingga Rp500 juta per hari untuk memasok BBM ke Bengkulu via darat. 

BACA JUGA:Tiga PJU Polda Bengkulu Berganti, Wakapolda Dijabat Putra Daerah Bengkulu Kelahiran Bulan Agustus

Pelindo disebut-sebut sebagai biang kerok terjadinya kondisi ini karena dinilai lamban dalam penanganan pendangkalan alur yang menyebabkan kapal tak bisa bersandar di pelabuhan. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: