Rusia Kecam Serangan Amerika ke Iran, Presiden Putin akan Kerahkan Pasukan Bantu Iran?
Mungkinkah Presiden Rusia Vladimir Putin mengikuti Presiden AS Donald Trump, turun ke gelanggang perang Iran Vs Israel?--
INTERNASIONAL, RBTVDISWAY.ID - Rusia kecam serangan Amerika ke Iran, Presiden Putin akan kerahkan pasukan bantu Iran?
Perang di Timur Tengah yang semula antara Iran Vs Israel, semakin melebar. Terbaru, Amerika Serikat sudah resmi bergabung dalam Perang.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump ada di belakang Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Amerika Serikat telah mengerahkan jet tempur dan menembakan rudal ke beberapa wilayah Iran.
Dunia pun bereaksi dengan tingkah konyol Donald Trump yang mengirim pasukan menyerang Iran.
BACA JUGA:Amerika Resmi Ikut Campur, Iran Semakin 'Menggila' Tembakan 20 Rudal ke Israel
Rusia telah mengeluarkan pernyataan, mengutuk keras serangan Amerika Serikat ke sejumlah fasilitas nuklir Iran dan mengingatkan aksi AS semakin membahayakan situasi di Timur Tengah.
Kremlin juga menyebut serangan AS terhadap Iran sebagai serangan yang tidak bertanggung jawab dan melangkahi hukum internasional.
"Sudah jelas bahwa saat ini eskalasinya semakin berbahaya, semakin merusak keamanan regional dan global," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia, dikutip dari AFP.
Mungkinkah Rusia akan mengambil Tindakan tegas, tidak hanya mengutuk. Mungkinkah Presiden Rusia, Vladimir Putin juga mengirim jet tempur untuk membantu Iran? Semuanya bisa saja terjadi.
BACA JUGA:Jenderal Iran Bangkit dari Kubur, Ayatullah Khamenei Siapkan Skenario jika Terbunuh
Sementara itu Presiden Prancis Emmanuel Macron disebut bakal menggelar rapat dengan Dewan Pertahanan merespons serangan Amerika Serikat ke Iran.
Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot sebelumnya telah menyatakan kekhawatiran atas aksi militer AS terhadap Iran.
Dia juga menegaskan Prancis sama sekali tidak terlibat dalam serangan tersebut.
"Kami mendesak semua pihak untuk menahan diri dan menghindari upaya memantik eskalasi dalam bentuk apapun yang dapat mengarah pada konflik yang berkepanjangan," kata Barrot.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


