Ini Deretan Fakta Sebenarnya Soal Kilauan Emas di Sungai Eufrat yang Mengering
Fakta Sebenarnya Soal Kilauan Emas di Sungai Eufrat yang Mengering--
Fenomena munculnya sedimen berkilau tak bisa dilepaskan dari masalah lingkungan. Sungai Eufrat mengalami penyusutan hebat akibat aliran air dari hulu yang dikurangi Turki lebih dari 60% karena proyek bendungan.
Musim kering ekstrem serta rusaknya saluran irigasi membuat permukaan sungai turun drastis, membuka area dasar yang selama puluhan tahun tertutup air.
3. Ledakan Aktivitas Penambangan Mendadak di Tepi Sungai Eufrat
Sejak akhir Juli hingga awal Agustus, desa-desa di sekitar al-Bukhamid wilayah pedalaman Raqqa disesaki oleh warga yang mendirikan tenda-tenda dan menggali dasar sungai.
Mereka membawa cangkul, alat penyaring pasir, hingga perlengkapan seadanya demi mengais kilauan yang mereka percaya sebagai emas mentah.
Kawasan yang tadinya sepi berubah jadi kamp penambang dadakan tanpa izin dan pengawasan.
BACA JUGA:Tabel KUR BSI 2025 Khusus PPPK, Ini Simulasi Cicilan Pinjaman Plafon Rp50 juta-Rp150 juta Lengkap
4. Belum Ada Bukti Ilmiah yang Memastikan Adanya Emas
Sampai Agustus 2025, belum ada satu pun media internasional, jurnal ilmiah, atau institusi geologi yang mengonfirmasi keberadaan emas di dasar Eufrat.
Platform cek fakta seperti Rappler pun menyebut bahwa klaim tentang “gunung emas” tak lebih dari narasi viral tanpa dukungan data konkret.
5. Ahli Geologi Mengingatkan: Kemungkinan Besar Bukan Emas
Khaled al-Shammari, ahli geologi lokal, menanggapi fenomena ini dengan skeptis. Ia menegaskan bahwa kilauan tersebut kemungkinan besar berasal dari pyrit yang dikenal dengan julukan “fool’s gold”.
Pyrit memang tampak menyerupai emas, tapi secara kimiawi dan ekonomis, tidak bernilai tinggi. Hanya analisis laboratorium petrologi yang bisa memastikan kandungannya secara akurat.
BACA JUGA:Cara Menghitung Potongan Asuransi Kredit KUR, Awas Keliru
6. Ekonomi Setempat Bergairah Tapi Rentan
Meningkatnya aktivitas penambangan dadakan membuat roda ekonomi kecil bergerak. Pedagang lokal memanfaatkan situasi untuk menjual alat gali, makanan, dan perlengkapan lainnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


