Suara Bergetar Mata Berkaca, Ini Pesan Letkol Untung Pimpinan G30S PKI Sebelum Hadapi Regu Tembak
Suara Bergetar Mata Berkaca, Ini Pesan Letkol Untung Pimpinan G30S PKI Sebelum Hadapi Regu Tembak--
NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM – Ketika membahas dan mengenang salah satu peristiwa kelam Bangsa Indonesia, yakni pemberontakan G30S PKI, salah satu sosok bahasan yakni Letnan Kolonel Untung, mantan komandan pasukan Cakrabirawa. Karena dialah pimpinan G30S PKI yang membuat beberapa putra terbaik bangsa wafat.
BACA JUGA:Kisah Penumpasan PKI, Ada yang Kebal Peluru, Tumbang Setelah Peluru Diusapkan ke Tanah
Kali ini cerita dari Wakil Perdana Menteri pada Kabinet Dwikora I pada masa Presiden Soekarno, dr Soebandrio, soal detik-detik Letkol Untung menghadapi regu tembak.
Keduanya bertemu untuk terakhir kalinya sebagai sesama tahanan di penjara Cimahi, Jawa Barat, pada penghujung tahun 1966, pasca G30S PKI ditumbangkan oleh Soeharto.
BACA JUGA:Tak Seberuntung Namanya, Kisah Dalang G30S PKI Saat Kabur Diteriaki Copet dan Digebuk Massa
Menurut dr Soebandrio, mata prajurit yang dikenal sebagai sosok pemberani di medan pertempuran itu terlihat berkaca-kaca, suaranya bergetar saat menyampaikan kata-kata perpisahan kepadanya.
“Pak Ban, selamat tinggal. Jangan sedih. Empat hari lagi kita ketemu lagi di sana, katanya sambil menunjuk ke atas. Untung mengucapkan kata perpisahan dengan suara bergetar. Matanya kelihatan berkaca-kaca,” ungkap Soebandrio menuturkan perkataan Letkol Untung, sebagaimana yang ia tulis dalam memoarnya "Soebandrio: Kesaksianku Tentang G30S".
BACA JUGA:Teriakan Terakhir Letkol Untung Dalang G30S PKI Jelang Dieksekusi Regu Tembak, Ini yang Diucapkan
Soebandrio menuturkan, pertemuan terakhirnya dengan Letkol Untung itu berlangsung dalam suasana yang haru. Hari itu mereka telah mendapat kabar, bahwa Letkol Untung segera dieksekusi mati, dan empat hari setelah itu akan menyusul pula giliran Soebandrio.
“Menanggapi perkataan Untung, saya tidak bisa bicara apa-apa. Saya hanya mengangguk-angguk. Para sipir dan tentara yang menjaga kami menyaksikan semua adegan singkat tapi mengharukan ini,” tulis Soebandrio.
Untung dan Soebandrio, keduanya diadili di Mahkamah Militer Luar Biasa dengan tuduhan subversi dan dijatuhi hukuman mati karena dianggap terlibat dalam peristiwa berdarah Gerakan 30 September PKI atau G30S PKI.
BACA JUGA:Kisah Penumpasan PKI, Ada yang Kebal Peluru, Tumbang Setelah Peluru Diusapkan ke Tanah
“Saya dan Untung yang sudah akrab selama berada dalam satu penjara benar-benar terhanyut dalam suasana haru. Saya bukan hanya terharu tetapi juga bingung, sedih, bahkan panik. Sebab Ahmad Durmawel (oditur militer yang mengadili saya) saat itu memberitahukan bahwa saya akan mendapat giliran (dieksekusi) empat hari kemudian. Saya ingat saat itu hari Selasa. Berarti saya akan dieksekusi pada hari Sabtu,” tulis Soebandrio.
Sebelum kepastian eksekusi mati itu diterima, menurut Soebandrio, Untung sangat yakin bahwa ia tak akan dihukum mati di hadapan regu tembak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: