Iklan RBTV Dalam Berita

6 Wilayah Ini Terancam Fenomena Panas Mendidih, Mayoritas Ada di Pulau Sumatera

6 Wilayah Ini Terancam Fenomena Panas Mendidih, Mayoritas Ada di Pulau Sumatera

6 Wilayah Ini Terancam Fenomena Panas Mendidih, Mayoritas Ada di Pulau Sumatera--

Menurutnya, suhu panas di Indonesia saat ini adalah fenomena akibat adanya gerak semu matahari yang merupakan suatu siklus yang biasa dan terjadi setiap tahun.

BACA JUGA:6 Negara Ini Dihantam Gelombang Panas Ekstrem, Bagaimana dengan Indonesia?

 

Potensi suhu udara panas seperti itu dapat berulang pada periode yang sama setiap tahunnya.

“Saat ini (Indonesia) mengalami puncak siklus temperatur tahunan yang setiap tahun terjadi 2 kali selama setahun yaitu periode April dan Mei, dan periode nanti kali kedua pada bulan Oktober," jelasnya.

BMKG masih melihat bahwa kemungkinan gelombang panas terjadi Indonesia masih kecil. Karena kondisi geografi yang dikelilingi laut, maka gerakan atmosfer tersebut ke atas.

Berbeda dengan wilayah lainnya di Asia yang mengalami gelombang panas itu memiliki tipikal wilayah yang memiliki masa darat luas. Di mana bisa terjadi umpan balik antar daratan dengan temperatur yang terus menerus naik.

“Jadi kita melihat peluang itu di Indonesia masih kecil. Tapi masih perlu diwaspadai juga kondisi gradual peningkatan temperatur yang diakibatkan karena perubahan iklim,” pungkasnya.

 

Hemat Air

 

Terpisah, BMKG Bandung mengingatkan potensi kekeringan dan kesulitan air bersih di Bandung Raya pada musim kemarau yang tengah berlangsung. Puncak musim kemarau diprediksi akan terjadi pada bulan Juli hingga Agustus.

Kepala BMKG Bandung Teguh Rahayu mengatakan, musim kemarau tahun 2023 akan lebih kering dibandingkan dengan kondisi yang ada. Oleh karena itu, Bandung Raya berpotensi mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih.

“Wilayah Bandung Raya berpotensi mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih untuk keperluan sehari-hari," kata dia melalui keterangan resmi.

Ia mengungkapkan, puncak musim kemarau di wilayah Bandung Raya diprediksi terjadi pada Juli hingga Agustus 2023. Teguh mengatakan, potensi bencana pun masih dapat terjadi di wilayah Bandung Raya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: