Maroko Sudah Juara !!!
--
Oleh: Purnama Sakti
Rbtvcamkoha -Saya tidak perlu merinci judul tulisan ini. Rasa-rasanya semua sudah tahu maksudnya. Kalau mau lengkap, seharusnya "Maroko Sudah Juara Piala Dunia".
Tidak perlu juga protes. Memang ada tiga pertandingan lagi untuk tahu sang juara. Dua pertandingan semi final: Kroasia Vs Argentina dan Prancis Vs Maroko. Kemudian satu pertandingan puncak mempertemukan pemenang dua laga itu. Tetapi saya cukup PeDe mengatakan Maroko Sudah Juara.
Maroko sudah juara di mata penikmat pasif sepak bola. Seperti saya dan juga kebanyakan anda.
Sebelum piala dunia dimulai, tidak ada yang berani memprediksikan Tim Singa Atlas akan sampai sejauh ini. Hanya seorang guru SD di New York yang bertaruh untuk Maroko sampai delapan besar (sekarang sudah empat besar). Guru ini menang Rp 25 miliar. Dia pasang taruhan $ 90 ribu atau sekitar Rp 1,4 miliar dan menang $ 1,6 juta atau sekitar Rp 25 miliar.
Anehnya lagi, guru yang berusia 20an tahun itu tidak pernah menonton pertandingan Maroko. Bahkan nama pemain Maroko saja dia tidak tahu.
Ungkapan Maroko sudah juara tentu saja karena pencapaiannya sekarang. Maroko menjadi negara pertama dari benua Afrika yang mencapai babak semi final. Mungkin saja yang pertama menjadi juara. Selama ini pencapaian terbaik Maroko di piala dunia terjadi pada piala dunia 1986. Ketika itu Maroko tembus babak 16 besar sebelum dikalahkan Jerman Barat.
Bagi Maroko, kenangan piala dunia 1986 seperti terulang kembali. Ketika itu Maroko juga menjadi juara grup. Juara Grup F sama seperti piala dunia kali ini. Menariknya lagi, dalam piala dunia 1986 Maroko memulangkan Portugal, yang kembali terulang dalam piala dunia 2022.
Sedangkan catatan Maroko di piala dunia sekarang, di Grup F, Maroko juara grup mengalahkan Kroasia (juara ketiga piala dunia 1998 dan runner up piala dunia 2018) dan Belgia yang disebut generasi emas namun ternyata tidak lolos fase grup.
Kemudian beruntun Maroko meruntuhkan raksasa eropa, Spanyol di babak 16 besar serta Portugal di perempat final.
Semua orang seakan tidak percaya sekaligus takjub.
Kekaguman itu tidak hanya karena torehan pemainnya di lapangan. Namun cara mereka merayakan kemenangan itu pun sungguh manis.
Seperti Achraf Hakimi, bek Timnas Maroko yang juga pemain Klub Paris Saint Germain (Prancis). Ketika mengalahkan Spanyol di babak 16 besar, Hakimi berlari ke pinggir lapangan untuk mencium ibunya Saida Mouh. Sungguh pemandangan yang indah sekaligus mengharukan. Betapa besar rasa sayang dan cinta seorang anak kepada ibunya. Begitu pun sebaliknya.
Tahukah anda, dahulunya Saida Mouh hanyalah seorang pembantu rumah tangga. Sedangkan suaminya (ayah Achraf Hakimi) seorang pedagang keliling.
Pemandangan lain yang membuat kagum ketika para pemain Maroko mengibarkan bendera Palestina. Wujud kepedulian mereka sesama muslim. Begitu juga para suppoter Maroko yang rajin menyanyikan lagu untuk menyemangatkan rakyat Palestina.
Ketika menang, para pemain Maroko tidak lupa sujud syukur. Sebuah pengakuan jika kemenangan itu atas pertolongan sang kuasa.
Pujian khusus juga sepatutnya disematkan untuk kiper Maroko, Yasine Bounou. Bono-panggilannya- tampil begitu hebat. Sejak pertandingan perdana hingga perempat final, Bono baru sekali kebobolan. Prestasi yang tidak didapati kiper Timnas lain. Seolah-olah bola takut masuk ke gawang Bono.
Bono memang bukan kiper terbaik dunia. Tetapi dia juga bukan kiper kacangan. Pria ini lahir pada 5 April 1991 di Montreal, Kanada. Memiliki tinggi badan 192 CM.
Sejak 2019 hingga sekarang, dia tercatat sebagai pemain Klub Sevilla (Spanyol). Sebelumnya dia juga menjadi punggawa Atletico Madrid, Zaragoza dan Girona.
Selain kokoh di bawah mistar gawang, Bono merupakan sosok yang bersahaja. Ketika mengalahkan Portugal di Perempat Final, Bono dinobatkan sebagai Man Of The Match. Menariknya, Bono menginginkan predikat pemain terbaik itu diberikan kepada Youssef En-Nesyri. Pemain yang mencetak gol kemenangan atas Portugal. Penghargaan itu akhirnya diserahkan kepada En-Nesyri.
Demikianlah Timnas Maroko. Torehannya, kepribadian pemainnya, toleransinya, begitu membekas. Mereka telah mengambil perhatian dunia. Walaupun ada Argentina, Prancis dan Kroasia di babak Semi Final.
Berdasarkan pengalaman, kualitas pemain dan peringkat FIFA, tentu saja Maroko kalah dari tiga Timnas tersebut. Namun, bukan tidak mungkin Maroko merebut piala dunia kali ini. Kalaupun ternyata akhirnya kalah, Maroko tetap menjadi juara bagi saya dan kebanyakan anda (saya yakin).
Sekilas Maroko. Negara ini berada di Afrika Utara. Merdeka pada 7 April 1956. Dikutip dari state.gov, populasi Maroko sekarang sekitar 36 juta jiwa. Lebih dari 99 persen populasinya muslim Sunni dan kurang dari 0,1 persen muslim Syiah. Kemudian kurang dari 1 persen memeluk agama Kristen, Yahudi dan Baha'i. Topografinya sebagian besar gurun dan pegunungan terjal. (**)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: