Iklan dempo dalam berita

Benar Gak Nih? Kata Ilmuwan Malas Bangun Pagi Tanda Orang yang Cerdas

Benar Gak Nih? Kata Ilmuwan Malas Bangun Pagi Tanda Orang yang Cerdas

Benarkah orang yang malas bangun pagi adalah orang yang cerdas?--

NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM - Bangun pagi merupakan kegiatan yang seringkali sulit bagi banyak orang. Beberapa orang lebih suka tidur lebih lama dan merasa malas untuk menghadapi aktivitas sehari-hari di pagi hari. 

Namun, tahukah Kamu kalau sebuah penelitian menarik mengungkap bahwa malas bangun pagi bisa menjadi tanda kepintaran.

Dilansir dari berbagai sumber resmi, sebuah penelitian dilakukan oleh seorang psikolog evolusioner Inggris, Satoshi Kanazawa, dan Kaja Perina yakni bertajuk Why Night Owls Are More Intelligent (Mengapa Burung Hantu Lebih Cerdas).

Penelitian tersebut menunjukkan bahwa sulit bangun pagi sebenarnya bisa dihubungkan dengan tingkat kecerdasan seseorang. 

Namun, sebelum merasa terlalu senang dengan ini, ada lebih banyak yang perlu dipahami.

BACA JUGA:Semur, Masakan Zaman Penjajah yang Berasal dari Belanda, Ini 7 Makanan Masa Kemerdekaan yang Masih Populer

Menurut penelitian tersebut, kebanyakan orang zaman dahulu tidur lebih awal dan bangun lebih pagi, sehingga sulit bangun pagi saat ini dapat dianggap sebagai sebuah tanda berpikir modern. 

Hal ini menunjukkan bahwa seseorang mungkin lebih mampu menyesuaikan diri dengan kehidupan modern, yang dapat diartikan sebagai tanda kepintaran.

Mengapa demikian? Karena enggan untuk bangun pagi sebenarnya bisa dianggap sebagai tanda inisiatif. 

Ini menunjukkan bahwa seseorang mendengarkan keinginan tubuhnya dan tidak membiarkan dirinya diperintah oleh jam. 

Ini juga bisa berarti bahwa seseorang memiliki kemampuan untuk mencari minat mereka sendiri dan menemukan solusi yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

BACA JUGA:Jangan Sampai Jadi Korban, Begini Cara Mengetahui Listrik di Rumah Dicuri atau Tidak

Namun, penelitian lain mengungkapkan bahwa orang yang tidur malam dan bangun lebih siang cenderung lebih bahagia. 

Penelitian dari University of Southampton melibatkan 1.229 wanita dan pria, serta memeriksa situasi sosioekonomi mereka. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: