Pramugari Cantik Tolak Cinta Presiden, Malah Pilih Duda, Ini Kisah Irma Dipanggil ke Istana

Gosip miring yang beredar mengenai hubungan asmaranya justru membuat sikap kasmaran Bung Karno kian terpancar, terlebih pasca keduanya resmi menjadi suami istri.

Hal ini terbukti dari penggalan suarat cinta Bung Karno kepada Haryati kala keduanya masih menjadi pasangan suami istri. Ada beberapa penggalan surat cinta romantis yang ditulis Bung Karno untuk Haryati. 

“Yatie adikku yang ayu, ini lho arloji bertahta emas itu. Biasakan memakainya. Nanti setelah sebulan, kamu akan tahu mana yang Hendak dipilih, yang hitam atau yang satunya, atau keduanya?,” tulis Bung Karno, dalam bahasa Jawa.

“Jadi, nanti sebulan lagi, bilanglah. (Kalau kamu suka keduanya, aku senang juga). Masa aku tidak senang, lha yang meminta saja wanita jantung hatiku. Jangankan arlogi, minta apapun akan aku beri,” sambungnya.

Dalam surat cinta nan panjang tersebut, Bung Karno lantas meminta Haryati untuk menyimpan surat-surat yang telah diberikannya selama ini.

Pria yang dikenal sebagai bapak proklamator itu pun memberi alasannya, yakni untuk dibaca lagi bersama-sama.

Bung Karno juga menyampaikan perkiraannya mengenai siapa yang lebih dulu pergi meninggalkan Haryati untuk selamanya bak isyarat.

“Coba kau pejamkan matamu, maka kau akan bisa membayangkan telaga. Kalau di tepian tegala tadi nampak lelaki berjubah putih (bukan kain kafan lho.. tetapi kain yang bersulamkan pancaran sinar matahari), ya itu aku, aku menunggumu. Sebab dari perkiraanku, aku yang bakal mendahuluimu pergi ke sana,” pungkasnya.

“Lha itu, kembang kamboja di atas nisanku, petiklah kembang itu, ciumlah, maka kamu akan rasakan aroma tubuhku. Bukan aroma bunga, tapi aroma yang tercipta dari rasa cintaku,” imbuh Bung Karno. 

Sebagai tambahan informasi, Haryati dan Bung Karno menikah pada tanggal 21 Mei 1963. Namun pernikahan keduanya kandas pada tahun 1966.(tim)

Sumber: