Iklan dempo dalam berita

Pernah Menolak Jabatan Hakim, Begini Akhir Kisah Hidup Sahabat Nabi yang Terakhir

Pernah Menolak Jabatan Hakim, Begini Akhir Kisah Hidup Sahabat Nabi yang Terakhir

Kisah sahabat nabi yang terakhir dan selalu bersyukur--

NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM - Kisah Abu Qilabah ini merupakan salah satu kisah sahabat Nabi yang mengharukan. Dari kisah Abu Qilabah ini kita bisa belajar bagaimana mensyukuri apa pun yang kita miliki dan tetap bersabar dengan apa yang menimpa kita.

Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam kitab ats-Tsiqat, kisah ini diriwayatkan dari Abdullah bin Muhammad, ia mengatakan, 

"Suatu hari, aku pernah berada di daerah perbatasan, wilayah Arish di negeri Mesir. Aku melihat sebuah kemah kecil, yang dari kemahnya menunjukkan bahwa pemiliknya adalah orang yang sangat miskin. 

Lalu aku pun mendatangi kemah yang berada di padang pasir tersebut untuk melihat apa yang ada di dalamnya.

BACA JUGA:Karena Satu Permintaan, Sahabat Nabi Ini Mengikatkan Dirinya ke Tiang Masjid

Kemudian aku melihat seorang laki-laki. Namun bukan laki-laki biasa. Kondisi laki-laki ini sedang berbaring dengan tangan dan kakinya buntung, telinganya sulit mendengar, matanya buta, dan tidak ada yang tersisa selain lisannya yang berbicara.

Dari lisannya orang itu mengucapkan,“Ya Allah berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku. Dan Engkau sangat muliakan aku dari ciptaan-Mu yang lain.”

Kemudian aku pun menemuinya, dan berkata kepada orang itu, “Wahai saudaraku, nikmat Allah mana yang engkau syukuri?”

Kemudian laki-laki pemilik kemah itu menjawab,“Wahai saudara, diamlah. Demi Allah, seandainya Allah datangkan lautan, niscaya laut tersebut akan menenggelamkanku atau gunung api yang pasti aku akan terbakar atau dijatuhkan langit kepadaku yang pasti akan meremukkanku. Aku tidak akan mengatakan apapun kecuali rasa syukur.”

BACA JUGA:10 Jenis Makanan yang Tidak Boleh Dipanaskan Lagi, Awas! Bisa Timbulkan Risiko Keracunan

Aku kembali bertanya, “Bersyukur atas apa?”

Laki-laki pemilik kemah itu menjawab lagi, “Tidakkah engkau melihat Dia telah menganugerahkan aku lisan yang senantiasa berdzikir dan bersyukur. Di samping itu, aku juga memiliki anak yang waktu sholat ia selalu menuntunku untuk ke masjid dan ia pula yang menyuapiku. Namun sejak tiga hari ini dia tidak pulang kemari. Bisakah engkau tolong carikan dia?”

Aku pun menyanggupinya dan pergi untuk mencari anaknya. Setelah beberapa saat mencari, aku mendapati jenazah yang sedang dikelilingi oleh singa. Ternyata anaknya laki-laki itu sudah dimakan oleh singa.

Aku pun bingung bagaimana caraku untuk mengatakannya kepada laki-laki pemilik kemah itu. Aku pun kembali dan berkata kepadanya,

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: