11 Titik Harta Karun Bawah Laut Ada di Raja Ampat Bengkulu
11 Titik Harta Karun Bawah Laut Ada di Raja Ampat Bengkulu--
BENGKULU, RBTVCAMKOHA.COM – Raja Ampat BENGKULU, yakni Pulau Enggano karena diapit gugusan pulau, erat kaitan dengan negara Portugis. Bahkan nama Enggano sendiri berasal dari Portugis, yakni kecewa.
BACA JUGA:Raja Ampat Bengkulu Bersolek, Menhub Saja Kagum, Ini Potensinya
Nah, salah satu potensi wisata bahari di Raja Ampat Bengkulu ini, yang belum banyak terungkap adalah wisata sejarah di perairan Tanjung Laksaha-Teluk Berhau, yaitu berupa lokasi tenggelamnya kapal-kapal penjelajah milik Portugis dahulu.
Menariknya lagi, data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI, Indonesia memiliki 464 titik harta karun bawah laut. Sebaran 464 titik itu berada 21 lokasi. Dan 11 titik ada di Kepulauan Enggano.
Lokasi harta karun bawah laut itu meliputi Selat Bangka (7 lokasi), Belitung (9 lokasi), Selat Gaspar, Sumatera Selatan (5 lokasi), Selat Karimata (3 lokasi), dan Perairan Riau (17 lokasi).
BACA JUGA:Pasar Berdiri di Kawasan TWA, Ini yang Dilakukan Pemkot
Selanjutnya, Selat Malaka (37 lokasi), Kepulauan Seribu (18 lokasi), perairan Jawa Tengah (9 lokasi), Karimun Jawa (14 lokasi), dan Selat Madura (5 lokasi).
Potensi harta karun juga diperkirakan berada di NTB dan NTT (8 lokasi), Pelabuhan Ratu (134 lokasi), Selat Makassar (8 lokasi), perairan Cilacap (51 lokasi), perairan Arafuru (57 lokasi), dan perairan Ambon (13 lokasi).
Sisanya, berada di perairan Halmahera (16 lokasi), perairan Morotai (7 lokasi), Teluk Tomini, Sulawesi Utara (3 lokasi) dan Papua (32 lokasi).
BACA JUGA:Demi Rebut Padang Bano, Pemkab Lebong Pakai Jasa Yusril Ihza Mahendra, Biayanya Rp 5,8 Miliar
Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Pengangkatan dan Pemanfaatan PMKT Indonesia (APPP BMKTI) Harry Satrio, menjelaskan harta karun tersebut berasal dari bangkai kapal-kapal yang tenggelam di perairan nusantara. Kapal tersebut adalah kapal dagang dari Cina, Verenigde Oost-Indische Compagnie(VOC), Belanda, Portugis, Spanyol, Inggris, Jepang, dan lainnya.
"Dari 464 titik itu, 60 persen sebaran paling banyak di Kepulauan Riau, seperti Natuna, Bintan, Batam, lalu Belitung. Karena itu dulu adalah jalur sutera, jalur perdagangan zaman dulu. Lalu, Laut Jawa 30 persen, selebihnya sebarannya di Sulawesi, Halmahera," ungkapnya.
BACA JUGA:KPU Kota Minta Anggaran Rp 21 Miliar. Apasaja Peruntukannya?
Selain wsiata sejarah dan menyimpan harta karun, Kawasan Pulau Enggano berpotensi untuk dikembangkan sebagai obyek wisata bahari seperti selancar, memancing, wisata selam, snorkeling, wisata pantai pantai, berenang, dan wisata desa binaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: