Kenapa Tuyul Tidak Mencuri di Mesin ATM? Padahal Sekali Bekerja Banyak Hasilnya, Ternyata Ini Alasannya
Alasan tuyul tidak mencuri uang di ATM--
NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM – Tuyul merupakan makhluk mitologi yang eksistensinya cukup dikenal di Nusantara. Banyak orang yang mengenal sosok hantu ini.
Biasanya, tuyul dipercaya dapat membantu dalam pesugihan yang melibatkan penghasilan uang secara tidak sah. Meskipun demikian, ada pertanyaan yang mungkin muncul, mengapa tuyul hanya melakukan pencurian di rumah-rumah saja?
BACA JUGA:Cara Menghilangkan Pori-Pori Tersumbat di Wajah, 5 Cara Ini Dijamin Efektif
Mengapa mereka tidak mencuri di bank yang menjadi tempat penyimpanan uang yang jumlahnya banyak? Atau setidaknya mencuri di ATM?
Hingga saat ini, belum ada laporan kasus di mana bank kehilangan uang karena pencurian oleh tuyul. Di internet, tersebar berbagai informasi dan jawaban terkait pertanyaan ini.
Beberapa mengatakan bahwa tuyul takut dengan logam karena uang di bank biasanya disimpan dalam brankas. Ada juga yang menyebut bahwa di bank terdapat "penjaga" berupa makhluk halus lain yang membuat tuyul takut untuk mencurinya. Namun, bagaimana dengan fakta sebenarnya? Artikel ini akan membahas mengapa tuyul tidak melakukan pencurian di bank.
BACA JUGA:10 Cara Menghilangkan Pori-Pori di Wajah, Pakai Bahan Alami Tanpa Perlu ke Salon Kecantikan
Menurut beberapa sumber, tuyul dianggap sebagai manifestasi dari kesenjangan sosial. Di dalam budaya masyarakat agraris di Jawa, tuyul digunakan sebagai ilustrasi dari dampak kesenjangan sosial-ekonomi akibat akumulasi modal dan kekayaan yang dilakukan oleh golongan pedagang.
Mitos tentang tuyul berkembang karena adanya rasa cemburu dari masyarakat kelas bawah terhadap orang-orang kaya. Beberapa sumber juga menjelaskan bahwa dari sudut pandang masyarakat agraris, orang yang memiliki kemampuan ekonomi tinggi seringkali tidak dianggap sebagai orang Jawa.
BACA JUGA:Cara Menghilangkan Pori-pori di Hidung Agar Terlihat Mulus, Gunakan 15 Tips Mudah Ini Saja
Hal ini terkait dengan sentimen rasial terhadap orang Tionghoa dan minoritas ras lain yang diidentikkan dengan kemakmuran. Menurut beberapa sumber, ada ketidakadilan dalam praktik pemungutan pajak antara petani Jawa dan pedagang Tionghoa.
Sebelum terjadinya perang di Jawa, petugas Tionghoa yang bertugas di gerbang cukai terkadang menyita hasil panen petani karena dianggap tidak mampu membayar pajak.
Petani-petani ini dibiarkan terpuruk di sekitar gerbang cukai, sementara mereka harus menahan diri agar tidak tergoda untuk menggunakan candu yang dijual oleh pedagang Tionghoa. Keadaan keuangan mereka semakin sulit ketika harus berhadapan dengan rumah pelacuran dan perjudian.
BACA JUGA:Terbaru, Huawei MatePad Pro 13.2 Meluncur ke Pasar Awal Tahun 2024 dengan Desain Paling Tipis
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: