Iklan dempo dalam berita

Waspada DBD, Warga Talang Tinggi Meninggal Dunia

Waspada DBD, Warga Talang Tinggi Meninggal Dunia

Waspada DBD, Warga Talang Tinggi Meninggal Dunia--

SELUMA, RBTVCAMKOHA.COM - Kasus Demam Berdarah (DBD) yang disebabkan virus dengue dari nyamuk aedes aegypti di Kabupaten Seluma kembali menelan korban jiwa. 

Ariyanto (36) seorang pedagang es keliling warga asal Desa Talang Tinggi Kecamatan Seluma Barat meninggal dunia pada Jumat pagi (17/2) karena demam berdarah.

Salah seorang anggota keluarga almarhum, Riki Rikarno mengaku sebelumnya pihaknya keluarga sudah membawa almarhum ke Puskesmas Talang Tinggi dan RSUD Tais bahkan ke RS Bhayangkara.

BACA JUGA:Sambut Event Gebyar SMK, Berbagai Produk Unggulan Siap Ditampilkan SMKN 6 Kota Bengkulu

"Hari pertama atau dua minggu sebelum almarhum meninggal, kami bawa ke Puskesmas Talang Tinggi. Setelah diambil sampel darah, hanya diberikan obat serta vitamin dan kemudian disuruh pulang ke rumah," terang Riki.

Berselang tiga hari kemudian ketika dirawat di rumah, kondisinya semakin memprihatinkan lantaran almarhum sudah mengalami pendarahan digusi dan bercak/ bintik-bintik merah di tubuh.

Pihak kelurga kemudian inisiatif meminta bantuan ke Puskesmas Talang Tinggi kembali, untuk membawa almarhum saat itu ke RSUD Tais. Namun pihak keluarga mengaku keberatan untuk membayar ongkos ambulan, sehingga berinisiatif meminta tolong dengan tetangga yang memiliki mobil untuk diantar ke RSUD Tais.

BACA JUGA:Barrier Simpang Camat Seluma Malah Dibongkar OTD

"Waktu itu kan kami mau merujuk almarhum ke rumah sakit Tais, tapi dimintai ongkos sehingga istri almarhum batal meminta bantuan kepada pihak Puskesmas," ucap Riki.

Di RSUD Tais almarhum mendapat penanganan medis dan sempat dirawat beberapa hari di ruang rawat inap. Berselang tiga hari kemudian, almarhum sudah diperkenankan dokter untuk pulang dan menjalani rawat jalan.

"Kakak saya (almarhum) waktu itu dinyatakan anemia berat, tapi belum dikasih tahu penyebab penyakitnya itu apa. Kemudian kakak saya disuruh pulang dan menjalani rawat jalan," ujar Riki.

Kemudian setibanya di rumahnya, pada Rabu malam (15/2) kondisi almarhum semakin memburuk setelah mengalami pendarahan hebat di mulut dan gusi. Keluarga lantas membawanya ke Rumah Sakit Bhayangkara Kota Bengkulu.

BACA JUGA:Begini Usaha Pemkab Lebong Sukseskan Musim Tanam II

Sesampai di IGD Rumah Sakit Bhayangkara, pihak rumah sakit sempat menanyakan alasan keluarga begitu lambat merujuk almarhum, karena kondisinya yang sudah kritis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: