Iklan dempo dalam berita

Jomblo? Ini Ada Mantra Pemikat Wanita Primbon Mangkuprajan, Begini Bacaannya!

Jomblo? Ini Ada Mantra Pemikat Wanita Primbon Mangkuprajan, Begini Bacaannya!

Bacaan pemikat wanita dari Primbon Mangkuprajan--

NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM - Jomblo? Ini ada mantra pemikat wanita primbon mangkuprajan, begini bacaannya!

Serat Primbon Mangkuprajan menjadi salah satu manuskrip kuno yang kini disimpan oleh Museum Radya Pustaka Solo. Kitab berusia dua abad ini ternyata juga menyimpan tulisan tentang mantra pengasih atau pemikat wanita.

Penerjemah di Museum Radya Pustaka Solo, Totok Yasmiran mengatakan dalam serat tersebut dijelaskan beberapa langkah yang harus dilakukan untuk menjerat perhatian ataupun menumbuhkan kesan dari wanita yang dicintai. Dilengkapi juga dengan rapalan mantranya.

BACA JUGA:Manfaat Biji Duku, Walau Pahit Ternyata Punya Vitamin C untuk Tingkatkan Sistem Kekebalan Tubuh

"Kebanyakan tentang pengasihan. Misalnya ketika mengejar wanita, harus puasa pati geni, tidak melihat cahaya selama tiga hari. Lalu membaca doa yang tertulis di sini," kata penerjemah di Museum Radya Pustaka, Totok Yasmiran dilansir dari beberapa sumber.

Dalam transliterasi kitab itu dalam tulisan latin, mantra itu berbunyi, "Punika sijanah lamun arep ing wong wadon apuwasaha telung dina pati geni insya allah asih ikulah dongane."

"Allahumma sih sijabah ketit sukemen cahyaku tawaabu 'ghofiru khasiibu wakiilu kaafiyun roziqu salamu mu'minu sarii'u badii'u baathinu khafiilu kaamilu mubtadii'u mu'iidu mu'iitsu muujidushoodiqu sarii'u."

BACA JUGA:Dikenal Kota Pelajar, Tenyata Segini Biaya Kuliah Kebidanan di Jogja, Siapkan dari Sekarang

Menurut Totok, doa, mantra maupun jimat itu terpengaruh Kitab Mujarobat. Kitab itu berisi tentang pengobatan spiritual dari Timur Tengah.

Totok menekankan hal ini adalah khazanah budaya Jawa. Oleh karenanya, bukan menjadi tuntunan Nabi Muhammad SAW.

"Saya tekankan, ini kalau ditelusuri memang tidak ada tuntunannya dari Nabi (Muhammad). Tidak bisa diilmiahkan juga. Mungkin orang dulu pernah mencoba dan berkhasiat, lalu dicatat," ungkapnya.

Untuk diketahui, serat Primbon Mangkuprajan ditulis seorang patih pada masa pemerintahan raja Keraton Kasunanan Surakarta, Pakubuwono IV, KRA Mangkupraja. Kitab itu ditulis dalam dua tulisan, yakni huruf Jawa kuno dan pegon.

BACA JUGA:Selain Ampuh Atasi Sembelit, Ternyata Ada 10 Manfaat Biji Duku untuk Kesehatan

Pegon merupakan bahasa Jawa yang ditulis dengan huruf Arab. Pada bagian yang ditulis dengan pegon, cetakan halaman dibuat terbalik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: