Dikenal Sebagai Pulau Emas, Sumatera Jadi Penghasil Harta Karun Luar Biasa Sejak Zaman Kolonial
Dikenal Sebagai Pulau Emas, Sumatera Jadi Penghasil Harta Karun Luar Biasa Sejak Zaman Kolonial--Foto: ist
Hasil-hasil bumi tersebut, sebagian besar dikelola oleh perusahaan asing, sehingga tidak mengherankan jika Sumatera menjadi pulau terkaya di Indonesia.
Pulau Sumatera, yang memiliki 10 Provinsi, ternyata memiliki sejarah penting sebagai wilayah yang memiliki penghasil Emas dan sejenisnya hingga saat ini.
Dahulu kala, di Pulau Sumatera ditemukan logam mulia yang diperdagangkan di pelabuhan tua, Kabar tersebut mulai tersebar ke seluruh dunia, sehingga banyak yang mengincarnya untuk diperjual belikan karena nilai yang tinggi.Salah satu negara yang paling banyak berdatangan ke Asia Tenggara adalah India.
Mereka awalnya mencari emas di wilayah tersebut, termasuk Indonesia di dalam daftarnya.
BACA JUGA:Catat! Ini Titik Lokasi Tambang Minyak Bumi di Sumatera, Begini Cara Mengolahnya
Dongeng Negeri Emas
Terdapat salah satu dongeng klasik yang bernama Jataka, yang melukis pelayaran berbahaya ke Suvarnabhumi atau Negeri Emas. Dapula dalam Kisah Ramayanna dan cerita Tamil Pattinappalai pernah menyebutkan tentang Suvarnadvipa.
Akan tetapi, kevalidan mengenai Suvarnabhumi atau Suvarnadvipa, masih diragukan oleh sejumlah peneliti, karena sumber utamanya tidak memiliki keterangan waktu yang tidak jelas.
Dua kata seperti Suvarnadwipa dan Suvarnabhumi, mengarah pada kemunculan Pulau Sumatera yang tercantum dalam Prasasti Nalanda di India pada tahun 860, Prasasti Tanjore tahun 1030, dan Prasasti Padang Roco tahun 1286.
Tidak hanya itu saja, kata tersebut juga menyerupai gelar raja abad ke 14, yang bernama Adityawarman, Raja Minangkabau.
BACA JUGA:Sumatera Utara Menyimpan Harta Karun Hasil Tambang, dari Minyak Bumi hingga Migas
Menurut Slamet Muljana dalam catatan Kerajaan Sriwijaya, sang raja pernah mengambil gelar Kanakamedinindra artinya ‘yang dipersatukan di Pulau Emas’.
Nama Suwarnadwipa, juga dipakai untuk sebuah nama prasasti Pagaruyung, yaitu sebuah prasasti yang ditemukan di Kapalo Bukit Gombak, Kecamatan Nagari Baringin, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.
Isi prasasti tersebut, ditulis singkat dan terdiri dari dua baris, yaitu tentang seorang tokoh bernama Tumanggung Kudawira.
Prasasti ini, ditulis dalam bahasa Jawa Kuno dan menggunakan aksara Sanskerta, sehingga Bentuk goresan aksara tidak terlalu baik, sehingga penulis yang memahatkannya tidak terlalu terampil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: