Iklan RBTV Dalam Berita

Inilah 7 Tambang Minyak Bumi Terbesar di Indonesia, Intip Berapa Jumlah Produksinya

Inilah 7 Tambang Minyak Bumi Terbesar di Indonesia, Intip Berapa Jumlah Produksinya

Inilah 7 Tambang Minyak Bumi Terbesar di Indonesia, Intip Berapa Jumlah Produksinya--Foto: ist

Melainkan, oil refinery harus dijalankan dan dioperasikan oleh banyak tim, tentu tim dengan kemampuan dan kapabilitas ahli untuk mengatasi proses pengolahan yang terus berkelanjutan sepanjang tahun. Minyak mentah tidak akan pernah bisa digunakan sebelum melalui proses penyulingan. 

BACA JUGA:Intip Tambang Batu Bara Terbesar di Riau, Berada di 3 Kabupaten yang Hasilkan 600 Juta Ton di Tahun 2019

Oleh sebab itu, peran operasional sangat krusial dalam industri bahan bakar dan minyak. 

Tambang Minyak Bumi Terbesar di Indonesia

Berikut ini 7 lokasi harta karun kilang minyak terbesar di Indonesia, baik yang dikelola oleh BUMN maupun pihak swasta.:

1. Minyak Bumi Kasim

Kilang Kasim yang memiliki nama lengkap PT Kilang Pertamina Internasional RU VII Kasim ini berada di Kabupaten Sorong, Papua Barat. Kilang minyak ini telah beroperasi sejak Juli 1997 silam di atas permukaan tanah yang memiliki luas 80 hektar. Kilang minyak Kasim dapat memproduksi sekitar 10.000 barel minyak bumi per harinya yang diambil dari wilayah Walio dan Salawati. 

BACA JUGA:Bukan Emas, Ini 7 Tambang Penghasil Berlian di Indonesia, di Kalimantan Masih Mendominasi

Saat ini, kilang minyak Kasim tengah berupaya untuk membangun fasilitas empat tangki. Kapasitas yang diharapkan adalah 110.000 barel dengan tingkat dwt sebesar 50.000 dwt.

Adanya fasilitas yang canggih ini diharapkan dapat meningkatkan produksi minyak di Kasim. Dengan demikian, kilang ini dapat memperluas jangkauan penjualan, baik di luar daerah maupun di luar negeri.

2. Kilang Pangkalan Brandan

Selain dinobatkan sebagai kilang minyak tertua di Indo, kilang Pangkalan Brandan merupakan salah satu yang sudah berhenti beroperasi. Kilang ini didirikan pada tahun 1883 oleh Aeliko Jans Zijlker. 

Kala itu, Aeliko tidak sengaja menemukan cadangan minyak di daerah Telaga Said. Tepat pada tahun 1891, De Koninklijke memulai pembangunan kilang minyak. Setelah hampir 5 dekade menguasai kilang minyak, Belanda terpaksa menyerahkan kilang tersebut kepada Jepang pada tahun 1941.

Pejuang lokal membakar kilang minyak Pangkalan Brandan setelah perang pasifik usai, karena Belanda kembali datang untuk menguasainya. Pada tahun 1957, pemerintah Indonesia membangun pertamina yang kemudian dikelola oleh PT Pertamina. Kilang minyak kurang lebih beroperasi selama 60 tahun sebelum akhirnya berhenti di tahun 2007.

BACA JUGA:Di Maluku Keberadaannya Paling Banyak, Ini 6 Tambang Nikel Terbesar yang Ada di Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: