Iklan dempo dalam berita

Lewat KUR, BRI Sukses Dongkrak Petani Rempah di Danau Toba Naik Kelas

Lewat KUR, BRI Sukses Dongkrak Petani Rempah di Danau Toba Naik Kelas

Lewat KUR, BRI Sukses Dongkrak Petani Rempah di Danau Toba Naik Kelas --

Danau Toba, RBTVCAMKOHA.COM – Hadirnya produk pinjaman kredit usaha rakyat (KUR) dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, sukses membantu pelaku usaha mengembangkan bisnis dan mampu naik kelas.

Salah satu pelaku usaha rempah Andaliman di Desa Sionggang Utara, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba, Sumatera Utara semakin berkembang berkat bantuan dari BRI yakni melalui produk KUR.

BACA JUGA:Waspada! Kenali 7 Tanda HP Disadap, Begini Cara Mudah Mencegahnya

Seperti diketahui, tanah Air terkenal kaya akan rempah-rempah nusantara. Salah satunya rempah Andaliman atau bernama latin zanthoxylum acanthopodium yang merupakan rempah khas Danau Toba, Sumatera Utara.

Rempah yang memiliki rasa pedas, getir, panas, mentol, dan aroma harum seperti bau jeruk ini dapat diolah menjadi bumbu masak serta dapat pula dibuat keripik, bandrek, dan berbagai makanan-minuman lainnya.

BACA JUGA:5 Amalan Sunnah yang Dianjurkan di Hari Tasyrik Menurut Ustad, Ada Dalil Tidak Boleh Puasa

Marandus Sirait menjadi yang pertama kali membudidayakan Andaliman di Lumban Julu. Inisiatifnya tersebut menginspirasi masyarakat sekitar untuk turut serta membuat usaha yang sama.

Diketahui, Sirait memulai usaha Andaliman pada 2017 dengan nama UMKM CV Andaliman Mangintir dengan membudidayakan dan menjual rempah Andaliman, baik yang masih segar maupun dalam kemasan, serta produk-produk turunannya ke dalam dan luar negeri.


Lewat KUR, BRI Sukses Dongkrak Petani Rempah di Danau Toba Naik Kelas --

Kala itu, usaha Andaliman Sirait memiliki modal awal sebesar Rp 50 juta. Modal tersebut dipakai untuk membeli bibit, alat-alat produksi, menyewa lahan untuk menanam, dan kebutuhan lainnya.  

BACA JUGA:Bolehkah Berkurban untuk Orang yang Sudah Meninggal? Ini Penjelasan Hukumnya

Menurut Sirait, Andaliman sendiri membutuhkan waktu 1 tahun untuk tumbuh. Masa panennya dimulai di bulan Maret hingga Juni. Selepas bulan tersebut, produksi Andaliman akan terus berkurang.

“Saat stok Andaliman sedang normal, eceran Andaliman memiliki harga paling murah Rp15.000 per kilogram. Namun, ketika stok sedang sedikit, harga Andaliman bisa mencapai Rp250.000 sampai Rp300.000 per kilogram,” ujarnya.

Terkait prihal omzet, ia menuturkan bahwa mampu meraup omzetnya sekitar Rp20 juta tiap bulannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: