Iklan dempo dalam berita

Rincian Harga TBS Sawit Riau, Periode 24-30 Juli 2024, Kembali Turun 1,16%

Rincian Harga TBS Sawit Riau, Periode 24-30 Juli 2024, Kembali Turun 1,16%

Rincian harga TBS sawit di Riau--ist

1. Kondisi pascalarangan ekspor dicabut

"Pertama, kondisi pascalarangan ekspor sawit dicabut, masih terjadi kenaikan jumlah pasokan. Saat ini, pabrik CPO (Crude Palm Oil) masih memprioritaskan serapan TBS yang sebelumnya antre di pabrik, karena pelarangan ekspor," ujar Bhima.

"Dengan berlakunya DMO (Domestic Market Obligation), pasokan sawit juga memadai, khususnya untuk minyak goreng. Kalau harga minyak goreng mahal itu masalahnya ada di distribusi, bukan soal pasokan lagi," imbuhnya.

2. Permintaan CPO di luar negeri

Menurut Bhima, faktor kedua ialah terkait permintaan CPO di luar negeri, yang anjlok 21 persen dalam sebulan terakhir menjadi 4.920 ringgit Malaysia per ton. Selain itu, sinyal resesi dan kenaikan inflasi juga membuat konsumen dan industri di negara tujuan ekspor mengurangi permintaan CPO dari Indonesia.

"Ketika kontrak pembelian CPO terpengaruh pelambatan ekonomi di negara tujuan ekspor utama, imbasnya harga TBS anjlok," jelas Bhima.

BACA JUGA:Jangan Biasakan 5 Hal Ini Kalau Ingin Menjaga Kesehatan Kulit, Bisa Bikin Kulit Rusak

3. Terkait aturan Permentan

Adapun faktor ketiga, penegakan aturan terkait Permentan Nomor 1 Tahun 2018 tentang Pedoman Penetapan Harga Pembelian TBS Kelapa Sawit Produksi Pekebun, yakni penetapan harga TBS harus disaksikan kepala daerah, cenderung tidak diaplikasikan dengan baik.

"Peraturan ini hanya melindungi petani yang merupakan bagian dari inti-plasma perusahaan sawit. Sementara, petani mandiri tidak menggunakan acuan dari permentan. Sejak awal, permentan ini bak macan ompong," tutupnya.

Sebagai informasi, tambahan berikut ciri-ciri TBS (Tandan Buah Sawit) yang sudah memenuhi kriteria layak panen:

1. Paling tidak ada 5 buah TBS yang terlepas atau jatuh sendiri dari pohon kelapa sawit yang berat masing-masingnya kurang dari 10 kg. Atau ada minimal 10 buah TBS yang terlepas/terjatuh sendiri yang mempunyai bobot masing-masing lebih dari 10 kg.

2. Sebagian buah kelapa sawit sudah terlepas dari tangkainya dan terjatuh sendiri di piringan (memberondol). Untuk pohon yang usianya belum mencapai 10 tahun, jumlah berondolannya sekitar 10 buah. Sedangkan pada pohon yang sudah berumur lebih dari 10 tahun, jumlah berondolannya sekitar 15-20 buah.

3. Setiap bobot 1 kg TBS kelapa sawit mempunyai berondolan paling tidak sebanyak 2 buah. Kriteria panen yang diharapkan dari prinsip ini yaitu tingkat kematangan buah sudah mencapai fraksi kematangan 1-3, di mana prosentase buah luar yang terjatuh berkisar antara 12,5-75 persen.

4. Pada tanaman muda yang baru pertama kali belajar menghasilkan buah, kriterianya agak berbeda. Ciri-cirinya yaitu sudah ada minimal 1-2 buah kelapa sawit yang terlepas sendiri dari tandannya, mengingat ukuran tandan yang masih cukup kecil sehingga buahnya lebih cepat mencapai tingkat kematangan yang sempurna.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: