Viral Video Beberapa Pendaki di Puncak Gunung Dukono yang Nyaris Terkena Material Letusan
Beberapa pendaki di puncak Gunung Dukono nyaris terkena material letusan--ist
"Dilihat dari video yang beredar, jelas masih ada pendaki yang nekat mendaki tanpa izin dan tanpa berkoordinasi dengan kami di pos pengamatan. Mereka diam-diam mengambil inisiatif sendiri dan mendaki hingga ke area pusat aktivitas kawah. Ini sangat berbahaya bagi keselamatan mereka," jelas Bambang.
Keputusan untuk mendaki tanpa izin tersebut akhirnya membawa konsekuensi bagi para pendaki. Para pendaki yang nekat tersebut telah dimasukkan ke dalam daftar hitam atau blacklist, yang berarti mereka tidak akan diizinkan mendaki Gunung Dukono lagi di masa depan.
Ini merupakan langkah tegas yang diambil oleh pihak berwenang untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali dan untuk menjaga keselamatan para pendaki serta masyarakat umum.
Sejauh ini, Gunung Dukono terus menunjukkan aktivitas vulkanik yang intens. Hadi menuturkan bahwa Gunung Dukono masih sering meletus dan mengeluarkan erupsi dengan ketinggian antara 100 hingga 1.000 meter.
"Selama periode 1-15 Agustus 2024 saja, tercatat telah terjadi 2.387 kali gempa letusan, yang mengindikasikan bahwa aktivitas Gunung Dukono masih sangat tinggi," ungkap Hadi.
Bahkan, pada hari Selasa, 20 Agustus 2024, pagi hari, tercatat ada 184 letusan dengan durasi antara 30 hingga 56 detik.
Situasi ini jelas menunjukkan bahwa Gunung Dukono bukanlah tempat yang aman untuk didaki saat ini. Peningkatan aktivitas vulkanik yang signifikan membuat area di sekitar gunung tersebut sangat berbahaya bagi siapa pun yang mencoba mendekatinya.
Oleh karena itu, masyarakat dan para pendaki diimbau untuk mematuhi peringatan dan larangan yang dikeluarkan oleh pihak berwenang.
BACA JUGA:Zero Waste to Landfill BRI, Wujud Nyata BRI Menuju Zero Emission 2050
Ini bukan hanya demi keselamatan diri sendiri, tetapi juga untuk mencegah potensi bencana yang lebih besar.
Gunung Dukono sendiri merupakan salah satu gunung berapi yang aktif di Indonesia, dan telah lama dikenal dengan aktivitas vulkaniknya yang fluktuatif.
Namun, dalam beberapa bulan terakhir, aktivitas gunung ini meningkat secara signifikan, sehingga pihak berwenang harus mengambil langkah-langkah preventif yang lebih ketat.
Menutup akses pendakian ke gunung tersebut merupakan salah satu langkah yang diambil untuk melindungi masyarakat dari bahaya letusan yang tidak dapat diprediksi.
Kasus para pendaki yang nekat ini juga menjadi pengingat bagi semua pihak tentang pentingnya mengikuti prosedur dan aturan yang telah ditetapkan saat beraktivitas di daerah-daerah rawan bencana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: