Dibayang-bayangi Gempa Megathrust, Menteri PUPR: Seluruh Tol dan Gedung Memenuhi Standar Uji Tahan Gempa
Kesiapan infrastruktur tol dan gedung menghadapi ancaman gempa megathrust--
Gempa megathrust tidak hanya menimbulkan guncangan hebat, tetapi juga berpotensi memicu tsunami. Ini terjadi karena pergerakan vertikal dasar laut yang besar saat gempa berlangsung, yang mengakibatkan perpindahan air laut dalam jumlah besar. Megathrust yang terjadi di bawah laut biasanya sangat sulit diamati secara langsung.
Oleh karena itu, para ilmuwan menggunakan berbagai metode seperti pengukuran seismik, geologi, dan geodetik untuk mempelajari fenomena ini.
BACA JUGA:Jika Lulus Seleksi, Segini Besaran Gaji yang Bakal Diterima Peserta Tes CPNS
Menurut Raúl Pérez-López, seorang ahli geologi dari Geological and Mining Institute di Spanyol, satu gempa bumi megathrust bisa setara dengan energi yang dilepaskan oleh 32.000 bom nuklir Hiroshima.
Dengan besarnya energi yang dilepaskan, gempa ini dapat menimbulkan kerusakan yang sangat besar di wilayah sekitarnya, baik dari segi infrastruktur maupun jumlah korban jiwa.
Bagaimana Indonesia Bersiap Menghadapi Megathrust?
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, menegaskan bahwa seluruh bangunan tol dan gedung yang dibangun oleh kementeriannya telah memenuhi standar uji tahan gempa.
Pernyataan ini muncul sebagai tanggapan atas kekhawatiran terhadap potensi terjadinya gempa megathrust di Indonesia.
Basuki menyatakan bahwa semua bangunan, termasuk tol dan gedung tinggi di Jakarta, telah dirancang dengan perhitungan tahan gempa hingga 1.000 tahun sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) terbaru.
BACA JUGA:Megathrust Gempa Terbesar di Bumi, Pesisir Selatan Wilayah Rawan dan Berpotensi Tsunami
"Kalau Megathrust itu kita kan, bangunan-bangunan yang sudah dibangun apalagi tol, bangunan tinggi di Jakarta itu pasti sudah dengan hitungan tahan gempa 1000 tahunan sekarang yang SNI yang baru," kata Menteri PUPR usai Rapat Kerja Komisi V DPR RI.
Namun, Basuki juga mengingatkan bahwa meskipun bangunan sudah dirancang tahan gempa, tidak ada jaminan bangunan tersebut akan tetap kokoh jika terjadi gempa megathrust.
Kekuatan gempa yang tidak dapat diprediksi menjadi faktor penentu dalam ketahanan bangunan. Oleh karena itu, daya tahan bangunan sangat bergantung pada besarnya kekuatan gempa yang terjadi.
"Yang dibangun dengan itu, tergantung nanti kita nggak tahu Megathrust berapa kekuatannya," ucap Basuki.
Basuki menambahkan bahwa pemerintah tidak memiliki anggaran khusus untuk mengantisipasi gempa megathrust.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: