Iklan dempo dalam berita

Anies Sempat Dipercaya Bakal Jadi Peminpin Besar Setelah Terima Tongkat Cokro Pangeran Diponegoro

Anies Sempat Dipercaya Bakal Jadi Peminpin Besar Setelah Terima Tongkat Cokro Pangeran Diponegoro

Anies Sempat Dipercaya Bakal Jadi Peminpin Besar Setelah Terima Tongkat Cokro Pangeran Diponegoro, Ini Kisahnya--foto:ist

Menurut Rushdy, tongkat itu lebih mirip dengan peralatan perang. Pada bagian atas tongkat terdapat ukiran, sementara bagian bawahnya tidak memiliki keistimewaan khusus dan bukan tongkat yang menyimpan keris di dalamnya.

BACA JUGA:Kesaktian Tongkat Pangeran Diponegoro, Dipercaya yang Memegang Berpeluang Menjadi Pemimpin Besar

Rushdy mengidentifikasi bahwa tongkat milik Pangeran Diponegoro kemungkinan adalah alat perang. Sementara itu, sejarawan Peter Carey dalam karyanya “Kuasa Ramalan: Pangeran Diponegoro dan Akhir Tatanan Lama di Jawa, 1785-1855” menyebutkan bahwa tongkat tersebut dikenal sebagai “Erucokro,” gelar yang menunjukkan tongkat itu memiliki hubungan dengan konsep Ratu Adil Jawa.

Carey menjelaskan bahwa tongkat tersebut diartikan sebagai bagian dari perjalanan spiritual Diponegoro, dengan desain cakranya yang mirip dengan senjata Dewa Wisnu dalam mitologi Jawa.

Selama masa tinggal di Belanda, keluarga Baud pernah menceritakan tentang tongkat pusaka Pangeran Diponegoro. Tongkat ini diberikan kepada leluhur Baud pada tahun 1834, sebagai hadiah di tengah situasi politik yang penuh ketegangan dan ketidakstabilan kekuasaan kolonial, sebagaimana dijelaskan di situs web Kemendikbud.

Setelah meninggalnya ayahanda ahli waris Jean Chretien Baud pada 2012, tongkat tersebut disimpan di rumah saudara perempuannya, Erica. Pada Agustus 2013, Harm Steven dari Rijksmuseum menghubungi keluarga Baud untuk menginformasikan tentang asal-usul tongkat tersebut.

BACA JUGA:Riwayat Tongkat Kiai Cokro Pangeran Diponegoro, Pusaka untuk Perjalanan Spiritual

Anies Sempat Dipercaya Bakal Jadi Peminpin Besar

Anies menerima tongkat tersebut saat dirinya menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud). Adapun hal itu sempat menjadi perbincangan lantaran muncul kepercayaan masyarakat Jawa, bahwa pihak yang menerima tongkat pusaka Pangeran Diponegoro berpeluang menjadi pemimpin. 

Terkait hal tersebut, anggota Tim 8 Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) sekaligus juru bicara (jubir) Anies Baswedan, Sudirman Said mengaku baru mengetahui kisahnya setelah menonton tayangan TV tersebut. Ia pun mengamini agar kepercayaan masyarakat Jawa itu menjadi kenyataan.

"Bahwa ada orang yang percaya, mungkin teman-teman yang kental budaya Jawa-nya (penerima tongkat pusaka Pangeran Diponegoro jadi pemimpin), ya kita amini saja," kata Sudirman kepada wartawan, Rabu, 21 Juni 2023 silam.

Sudirman pun menegaskan bahwa momen Anies menerima tongkat pusaka Pangeran Diponegoro itu terjadi dengan tidak sengaja. Sebab, ia hanya mewakili Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang berhalangan hadir.

BACA JUGA:Keistimewaan Tongkat Monyet dan Peci Hitam Bung Karno yang Bikin Penjajah Tertunduk

Disebut Sudirman, posisi Anies saat menerima pengembalian tongkat pusaka Pangeran Diponegoro dari Belanda itu ialah sebagai Mendikbud yang mewakili Presiden Jokowi.

"Pak Anies kan sudah menjelaskan bahwa itu sebetulnya koinsiden saja. Sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pasti ngurusin yang begitu dan rupanya ketiak sudah diacarakan tiba-tiba Pak Presidennya harus berangkat tugas ke luar kota. Ya otomatis yang mewakili negara kan menterinya," tutur Sudirman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: