Iklan RBTV Dalam Berita

Waspada Modus Pemerasan, Pengatur Lalu Lintas Ini Pura-pura Kaki Terlindas, Minta Uang Damai

Waspada Modus Pemerasan, Pengatur Lalu Lintas Ini Pura-pura Kaki Terlindas, Minta Uang Damai

Waspada Modus Pemerasan--

Kejadian tersebut berlangsung pada Minggu, 8 September 2024, sekitar pukul 15.00 WIB, dan terjadi di Jalan Ir. H. Djuanda. Polisi segera merespons laporan dari masyarakat yang merasa resah dengan tindakan Pak Ogah tersebut.

Kasatlantas Polrestabes Bandung, AKBP Eko Iskandar, dalam keterangannya menjelaskan bahwa setelah menerima laporan dari masyarakat melalui media sosial, pihaknya langsung bergerak dan berhasil mengamankan tiga orang Pak Ogah yang terlibat dalam aksi pemerasan ini.

"Petugas dari Unit Kamsel Satlantas Polrestabes Bandung yang turun ke lokasi berhasil mengamankan tiga orang Pak Ogah tersebut. Mereka kemudian kami berikan pembinaan agar tidak mengulangi perbuatan yang sama," ujar Eko Iskandar.

BACA JUGA:Bikin Gaduh di Medsos, Mantan Stafsus Presiden Yasmin Nur Minta Maaf

Lebih lanjut, Eko Iskandar menyatakan bahwa kejadian tersebut bermula dari laporan masyarakat yang merasa terganggu oleh aksi pemerasan yang dilakukan oleh Pak Ogah di Jalan Ir. H. Djuanda, tepatnya di depan Taman Radio.

Pak Ogah tersebut menggunakan modus pura-pura kakinya terlindas kendaraan yang melintas, kemudian meminta sejumlah uang sebagai "ganti rugi."

Sasaran utama mereka adalah kendaraan dengan pelat nomor luar kota Bandung, karena pengendara dari luar kota sering kali tidak familiar dengan area tersebut dan lebih mudah menjadi target.

BACA JUGA:Gagal Dampingi Chaidir Syam, Apa Penyebab Bakal Calon Bupati Maros Tak Lolos Tes Kesehatan?

Setelah berhasil diamankan oleh pihak kepolisian, ketiga pelaku kemudian diberikan pembinaan dan diminta untuk menandatangani pernyataan agar tidak mengulangi perbuatan mereka. Polisi berharap dengan langkah ini, kejadian serupa tidak akan terulang di masa mendatang.

Fenomena Pak Ogah sebenarnya bukanlah hal baru di Indonesia, terutama di kota-kota besar. Keberadaan mereka sering kali dipandang sebagai solusi dadakan bagi pengendara yang kesulitan melintasi area-area tertentu tanpa adanya pengaturan lalu lintas yang memadai.

Meski demikian, aksi seperti yang dilakukan oleh Pak Ogah di Bandung ini justru memperlihatkan sisi negatif dari keberadaan mereka di jalanan.

Tidak jarang, aksi Pak Ogah yang berujung pada pemerasan atau penipuan membuat masyarakat resah dan merasa terancam.

BACA JUGA:Kabar Duka, Bakal Cawagub Aceh Tu Sop Meninggal Dunia, Ini Aturan Penggantinya

Modus operandi seperti yang dilakukan oleh Pak Ogah di Bandung ini juga kerap kali membuat pengendara dari luar kota merasa bingung.

Mereka yang tidak terbiasa dengan situasi jalanan lokal sering kali merasa terjebak dalam situasi yang tidak mengenakkan dan akhirnya memilih memberikan uang sebagai bentuk "damai" untuk menghindari masalah lebih lanjut.

Hal inilah yang menjadi perhatian khusus pihak kepolisian, terutama dalam menjaga ketertiban dan keamanan di jalan raya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: