Diproduksi 2 Tahun dengan Biaya Rp 800 Juta, Ini Profil 9 Pemain Film Pengkhianatan G30S PKI
Profil pemain film Pengkhianatan G30S PKI--
Kies Slamet adalah aktor yang dikenal dalam dunia teater dan pentas wayang orang. Karirnya di dunia film dimulai pada tahun 1982 dengan memerankan Brigadir Jenderal Soepardjo dalam Pengkhianatan G30S/PKI.
Sejak itu, nama Kies dikenal luas di dunia perfilman Indonesia, dan ia terus aktif berkarya hingga akhir 1990-an.
BACA JUGA:Loker di Ajinomoto, Tersedia 7 Posisi Baru Sekaligus, Lulusan Fresh Graduate Bisa Daftar!
7. Ade Irawan sebagai Johana Sunarti
Ade Irawan, yang bernama asli Arzia Dahar, adalah aktris berdarah Minang yang mulai berkarir di dunia film sejak tahun 1964.
Dalam film Pengkhianatan G30S/PKI, Ade memerankan Johana Sunarti, salah satu tokoh pendukung penting. Ade Irawan juga dikenal lewat peran-peran lain di berbagai film layar lebar dan sinetron Indonesia.
8. Charlie Sahetapy sebagai Untung Syamsuri
Charlie Sahetapy memulai karir aktingnya di Teater Kecil pada tahun 1977. Ia dikenal sebagai aktor yang piawai dalam berbagai peran, dan salah satu peran terbesarnya adalah sebagai Untung Syamsuri dalam Pengkhianatan G30S/PKI. Setelah sukses di film ini, Charlie terus melanjutkan karirnya di dunia perfilman dan teater.
BACA JUGA:Kisah Penemuan Lubang Buaya, Tempat Pembunuhan Brutal Para Jendral Angkatan Darat Tragedi G30S PKI
9. Bram Adrianto sebagai Sjam
Bram Adrianto adalah aktor teater yang terkenal sejak bergabung dengan grup teater Wijaya Kesuma.
Dalam film Pengkhianatan G30S/PKI, Bram memerankan tokoh Sjam, salah satu peran antagonis yang dianggap berpengaruh besar dalam narasi kudeta. Karirnya sebagai aktor teater membawa Bram ke dunia film, di mana ia terus aktif berkarya.
Film Pengkhianatan G30S/PKI tidak hanya menjadi bagian dari sejarah perfilman Indonesia, tetapi juga merupakan alat propaganda penting di era Orde Baru.
BACA JUGA:Nasib Tragis Pasutri Usai Jadi Korban Kebakaran di Lahan Tebu, Begini Kronologi lengkapnya
Para aktor yang terlibat dalam film ini berhasil membawakan peran mereka dengan baik dan mendalam, meninggalkan kesan abadi bagi penonton.
Meski film ini kontroversial, namun keberadaannya tetap menjadi bagian penting dalam sejarah perfilman dan politik Indonesia.
Sheila Silvina
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: