Iklan RBTV Dalam Berita

Siswa SMP Ini Divonis Cacat Seumur Hidup dan Nyaris Kehilangan Nyawa, Gegara Dihukum Squat Jump 1.000 Kali

Siswa SMP Ini Divonis Cacat Seumur Hidup dan Nyaris Kehilangan Nyawa, Gegara Dihukum Squat Jump 1.000 Kali

Kejadian Viral--

Kondisi bocah tersebut begitu parah hingga ia harus ditempatkan di kursi roda dan menjalani perawatan intensif selama 13 hari di rumah sakit.

Meski akhirnya dipulangkan, ia tak pernah benar-benar pulih. Hingga saat ini, bocah tersebut masih tidak bisa menjalani kehidupan normal dan mungkin tidak akan pernah bisa melakukan aktivitas fisik berat lagi.

Otot kakinya mengalami atrofi, sementara hatinya dan ginjalnya mengalami kerusakan permanen.

BACA JUGA:Kronologi Bentrok Maut Massa Palembang VS Ambon di Jakarta Utara, Ini Dugaan Penyebabnya

Penyelesaian dan Proses Hukum

Setelah mengetahui kondisi putra mereka, Nyonya Lu dan suaminya langsung mengonfrontasi pihak penyelenggara perkemahan tentang hukuman fisik yang diterima putra mereka.

Awalnya, pihak penyelenggara menyangkal tuduhan tersebut, namun setelah anak-anak lain di perkemahan memberikan kesaksian yang sama, akhirnya mereka mengakui tindakan yang dilakukan oleh guru tersebut.

Kasus ini kemudian dibawa ke ranah hukum, dan proses negosiasi berlangsung antara pihak keluarga bocah tersebut dengan penyelenggara perkemahan.

Meskipun penyelesaian dilaporkan sudah tercapai, trauma yang dialami oleh bocah tersebut, baik secara fisik maupun mental, tetap tidak bisa dipulihkan sepenuhnya.

BACA JUGA:Ingin Dapat Beasiswa Kuliah Gratis? Begini Caranya, Wujudkan Impianmu!

Kasus Serupa di Indonesia

Kisah tragis ini mengingatkan pada insiden serupa yang terjadi di Indonesia. Seorang siswa SMP di Deli Serdang meninggal dunia setelah dihukum melakukan squat jump sebanyak 100 kali oleh gurunya.

Siswa tersebut sempat mengalami demam dan kondisinya semakin parah setelah hukuman tersebut. Meskipun sempat dibawa ke rumah sakit, nyawanya tidak tertolong.

Kejadian-kejadian ini menjadi peringatan bagi semua pihak, baik guru, orang tua, maupun penyelenggara kegiatan anak-anak, untuk lebih berhati-hati dalam memberikan hukuman fisik.

Apa yang mungkin dianggap sebagai hukuman ringan bisa berakibat fatal jika tidak dilakukan dengan pertimbangan yang matang.

Kesehatan fisik dan mental anak-anak harus selalu menjadi prioritas utama, karena dampak dari tindakan berlebihan bisa bertahan seumur hidup, seperti yang dialami bocah 13 tahun dari China ini.

Sheila Silvina

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: