Datang Lebih Awal, Ini Prediksi Musim Hujan di NTT dari BMKG
Prakiraan Cuaca BMKG --
“Ada 11 zona atau 39% yang diprediksi akan mengalami perubahan waktu yang lebih cepat. Sementara itu, sekitar 12 zona atau 43% diperkirakan akan sama dengan kondisi biasanya, dan hanya lima zona yang mengalami penundaan, yaitu sebesar 18%.” imbuhnya
BACA JUGA:Ketua Umum Persaudaraan Timur Raya Angkat Bicara Soal Bentrok Ambon Vs Palembang, Ini Pernyataannya
Karakteristik Curah Hujan
Akumulasi curah hujan selama musim hujan 2024-2025 diprediksi berada pada kategori normal. Ini berarti, curah hujan tidak akan terlalu tinggi atau terlalu rendah, yang berpotensi memberikan kondisi yang ideal bagi pertanian.
Sekitar 22 zona, atau 39%, diperkirakan akan mengalami musim hujan yang lebih basah dari biasanya. Hal ini tentunya membawa harapan bagi para petani, yang sangat bergantung pada ketersediaan air untuk tanaman mereka.
Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan NTT, Joaz Bily Oemboe Wadu, menekankan pentingnya kesiapan dalam menghadapi musim hujan.
“Saat ini, kami telah menyediakan benih untuk lahan tanam padi seluas 186 ribu hektar dan lahan jagung seluas 260 ribu hektar,” ujarnya.
Persiapan ini menjadi langkah krusial untuk memastikan bahwa para petani dapat memanfaatkan musim hujan dengan sebaik-baiknya.
BACA JUGA:OTT di Kalimantan Selatan, KPK Sita Uang Rp 10 Miliar Lebih
Dukungan untuk Pertanian
Selain penyediaan benih, pihak Dinas Pertanian juga melakukan program brigade alat dan mesin pertanian (alsintan) untuk mendukung pengolahan lahan.
“Ada 64 alat yang kami bagikan di kabupaten, baik roda dua maupun roda empat, untuk secara masif kita bergerak bersama,” kata Joaz
Ini adalah langkah strategis untuk memastikan para petani memiliki akses ke alat yang diperlukan dalam mengolah lahan mereka, terutama menjelang musim hujan.
BACA JUGA:BMKG Ungkap Prediksi Awal Musim Hujan di Malang Terjadi di Bulan Ini, Kapan Puncaknya?
Dukungan juga datang dari Kementerian Pertanian yang mengadakan kegiatan pompanisasi untuk memperluas area tanam.
“Ada pompa air yang tersebar di 22 kabupaten/kota. Sekarang sudah berjalan untuk meningkatkan indeks pertanaman. Dulu tidak bisa tanam di musim panas, saat ini lahan-lahan masih bisa ditanami padi, jagung, dan hortikultura,” tambahnya.
Dengan adanya irigasi yang baik, produktivitas pertanian di NTT diharapkan meningkat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: