Iklan RBTV Dalam Berita

Jarang Orang Tahu, Kisah Anak RA Kartini yang Menolak Privilege dan Pilih Hidup Berjuang Sendiri

Jarang Orang Tahu, Kisah Anak RA Kartini yang Menolak Privilege dan Pilih Hidup Berjuang Sendiri

Kisah Anak RA Kartini--

Keputusan Soesalit untuk bergabung dengan PETA bukanlah tanpa risiko. Berjuang di medan perang tidak hanya menuntut keberanian, tetapi juga pengorbanan yang besar, termasuk meninggalkan kehidupan yang nyaman.

Dalam perjalanan karir militernya, Soesalit tak hanya bertahan tetapi menunjukkan kualitasnya sebagai seorang pemimpin.

Berbagai pertempuran yang ia ikuti melawan Belanda membuat pangkatnya terus naik, hingga pada tahun 1946 ia diangkat menjadi Panglima Divisi II Diponegoro, sebuah jabatan yang sangat prestisius dalam militer Indonesia kala itu.

BACA JUGA:Geger! Mie Ayam Isi Kepala Tikus Viral di Medsos, Pemilik Warung Ucap Sumpah di Kantor MUI

Kemudian, pada tahun 1953, Soesalit pernah diminta memimpin pasukan untuk menjaga ibu kota negara di Yogyakarta dan bahkan menjadi penasehat Menteri Pertahanan dalam Kabinet Ali Sastroamidjojo.

Kisah inspiratif ini juga disaksikan langsung oleh Jenderal Abdul Haris Nasution, yang menjadi atasan Soesalit pada masa itu.

Nasution mengenang bahwa Soesalit tak pernah memanfaatkan atau mengumbar nama besar Kartini maupun ayahnya untuk mendapatkan penghormatan lebih di kalangan militer atau masyarakat.

Soesalit memilih rendah hati, hidup sederhana, dan fokus pada tugasnya sebagai prajurit. Bahkan, banyak orang tidak mengetahui bahwa Soesalit adalah anak RA Kartini sampai kemudian kisahnya mulai dikenal lebih luas.

BACA JUGA:Lowongan Kerja di PT Sucofindo Masih Dibuka, Ini Syarat dan Besaran Gajinya!

Keputusannya untuk hidup melarat bersama para veteran lain menunjukkan bahwa ia benar-benar memegang teguh prinsip hidupnya.

Meski statusnya sebagai anak satu-satunya RA Kartini memungkinkan ia untuk hidup berkecukupan, Soesalit tidak memilih jalur mudah.

Sepanjang hidupnya, ia lebih memilih menjadi seorang prajurit dan membaktikan dirinya untuk tanah air. Pengorbanannya mencerminkan nilai-nilai luhur yang ia pegang hingga akhir hayat, pada tanggal 17 Maret 1962.

BACA JUGA:Cek Harga Motor Bebek Trail Honda CT125, Performa Handal dan Teknologi Modern

Kisah Soesalit memberikan inspirasi tentang nilai ketulusan dalam pengabdian kepada negara dan pilihan hidup yang tidak bergantung pada nama besar keluarga.

Ia menunjukkan bahwa kesuksesan tidak selalu harus diraih dengan menggunakan status atau pengaruh orang tua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: