Iklan RBTV Dalam Berita

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas Ekstrem di Indonesia 'Bak Neraka', Capai 38,4 Derajat Celcius

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas Ekstrem di Indonesia 'Bak Neraka', Capai 38,4 Derajat Celcius

Penyebab Cuaca Panas BMKG--

NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM - BMKG ungkap penyebab cuaca panas ekstrem di Indonesia 'Bak Neraka', capai 38,4 derajat celcius.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap apa yang menjadi penyebab di sejumlah wilayah RI dilanda cuaca panas Terik dalam beberapa waktu terakhir.

BACA JUGA:Waspada! Simak 5 Fakta Anggur Shine Muscat yang Mengandung Residu Berbahaya

BMKG melaporkan, suhu maksimum terendah adalah 34,4 derjat Celcius hingga mencapai 38,3 derajat Celcius di sejumlah wilayah di Indonesia pada 28 Oktober 2024 pukul 07.00 WIB hingga hari ini, Selasa (29/10/2024) pukul 07.00 WIB.

Lalu apa pemicu cuaca terik di wilayah RI saat ini?

BACA JUGA:Ini Sederet Kandungan Kimia Berbahaya dalam Anggur Shine Muscat, Apa Dampaknya Bagi Tubuh?

Dilansir dari laman cnbcindonesia.com, Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani mengatakan, kondisi ini masih akan bertahan. Bahkan, BMKG terus melakukan pemantauan.

"Kondisi suhu panas diprediksi masih akan bertahan di wilayah Jawa hingga NTT selama beberapa hari ke depan. Kondisi tersebut terus dipantau oleh BMKG karena perubahan cuaca sangat dinamis dan tergantung pada dinamika cuaca regional dan pola pergerakan atmosfer secara keseluruhan yang sedang aktif di wilayah Indonesia," katanya.

"Sebagai contoh, Siklon Tropis Kong-rey yang saat ini aktif di Samudra Pasifik turut memengaruhi pola cuaca di kawasan ini dengan menarik kelembapan dari wilayah sekitar, termasuk Jawa hingga NTT, sehingga menciptakan kondisi udara yang kering dan meningkatkan suhu," jelas Andri.

BACA JUGA:Ini Sederet Kandungan Kimia Berbahaya dalam Anggur Shine Muscat, Apa Dampaknya Bagi Tubuh?

Andri Ramdhani menambahkan, siklon tersebut diperkirakan akan melemah dalam beberapa hari ke depan saat bergerak menjauh.

"Namun pengaruhnya pada kelembapan dan suhu di Indonesia masih dapat bertahan hingga kondisi atmosfer kembali stabil," ujar Andri.

"Karena itu selama periode ini, penting bagi masyarakat di wilayah Jawa hingga NTT untuk waspada terhadap adanya potensi dampak suhu tinggi," tambahnya.

Andri juga mengimbau agar masyarakat selalu mengikuti informasi dan peringatan dari BMKG dan menjaga Kesehatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: