Iklan RBTV Dalam Berita

Nahas, Tradisi Adat di Pernikahan Berujung Maut, Pemuda Ini Tewas saat Tradisi Angngaru

Nahas, Tradisi Adat di Pernikahan Berujung Maut, Pemuda Ini Tewas saat Tradisi Angngaru

Tradisi Adat Berujung Maut --

NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM - Nahas, tradisi adat di pernikahan berujung maut, pemuda ini tewas saat tradisi Angngaru. 

Resepsi pernikahan di Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan (Sulsel) yang seharusnya menjadi momen bahagia berubah menjadi duka mendalam. 

BACA JUGA:Tidak Hanya Cuaca Panas Melanda Jambi, Indeks Kualitas Udara Sentuh Angka 154

Insiden tragis ini terjadi ketika seorang pemuda berinisial F (18 tahun) kehilangan nyawanya akibat tertusuk badik yang digunakannya saat melakukan tradisi angngaru. 

Untuk diketahui, Angngaru merupakan tradisi suku Bugis-Makassar dimana seorang pria melakukan sumpah atau ikrar sakral yang diucapkan kepada raja atau pemimpin dengan suara yang lantang. Tradisi Bugis-Makassar ini, biasa digunakan saat menjemput tamu.

BACA JUGA:Kenali, 11 Ciri-ciri Nomor Telepon Scammer Ini agar Tidak Jadi Korban Penipuan

Tradisi ini biasanya dilakukan untuk menyambut mempelai dalam prosesi adat, namun kali ini berakhir dengan peristiwa yang memilukan.

Kejadian nahas tersebut berlangsung di Kampung Malise, Kelurahan Pundata Baji, Kecamatan Labakkang, Kabupaten Pangkep, pada Selasa (29/10) sekitar pukul 11.00 WITA. 

Saat itu, korban tampil di hadapan para tamu undangan dan keluarga mempelai untuk menyambut kedatangan pengantin pria. 

Dalam upacara adat ini, F mengenakan pakaian tradisional berupa jas tutu' berwarna biru muda lengkap dengan songkok recca, sebuah topi adat khas Sulawesi Selatan. 

BACA JUGA:Review BMW M4 CS, Harganya Cuma Segini, Tertarik Beli?

Penampilannya menambah kesakralan tradisi angngaru yang dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada pasangan pengantin.

Kapolsek Labakkang, Iptu Aidil Akbar, dalam keterangannya pada Selasa (28/10/2024), menjelaskan bahwa korban mengikuti prosesi adat dengan membawa senjata tradisional jenis badik. 

Senjata tajam ini digunakan dalam tradisi angngaru saat penyambutan pengantin pria. Korban yang merupakan sepupu dari mempelai wanita berdiri di depan mempelai pria dan keluarganya sebagai simbol kehormatan dan keberanian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: