Benarkah Alfamart Terancam Bangkrut? Ini Fakta Penutupan Ratusan Gerai Alfamart Sepanjang Tahun 2024
Alfamart Terancam Bangkrut?--
NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM - Benarkah Alfamart terancam bangkrut? ini fakta penutupan ratusan gerai Alfamart sepanjang 2024.
Kabar heboh ratusan gerai minimarket Alfamart ditutup sepanjang tahun 2024, membuat publik menduga-duga tentang kondisi perusahaan.
BACA JUGA:4 Cara Menghilangkan Bau Pesing Petai di Kamar Mandi, Paling Ampuh dan Mudah!
Seperti diketahui, Alfamart merupakan jaringan minimarket yang menjual berbagai kebutuhan sehari-hari dengan harga terjangkau.
Lantas, apakah Alfamart, yang berada di bawah naungan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), menghadapi ancaman kebangkrutan?
BACA JUGA:Membanggakan! Tim Voli Bengkulu Jaya Raih Juara 2 di Kejurnas Voli U-19 2024
Alasan Penutupan Gerai Alfamart
Solihin, Corporate Affairs Director PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk, membenarkan penutupan ratusan toko tersebut. Namun, dia menegaskan bahwa jumlah toko yang tutup masih jauh lebih kecil dibandingkan gerai yang tetap beroperasi.
"Yang tutup, setengahnya pun enggak ada. Masih banyak yang buka," ungkap Solihin, dilansir dari Kompas.com.
Menurut Solihin, ada beberapa faktor utama di balik penutupan ini. Salah satunya adalah kenaikan biaya sewa toko yang tidak wajar. "Biaya toko makin mahal. Kalau kenaikannya tinggi dan tidak wajar, ya toko harus ditutup," jelasnya.
Selain itu, beberapa pemegang waralaba (franchise) memilih untuk mengalihkan usaha mereka ke bidang lain. Alfamart sendiri menawarkan kerja sama franchise dengan modal awal sekitar Rp 300 juta.
Solihin menegaskan bahwa perusahaan tidak akan memaksakan pemilik franchise untuk terus membuka gerai jika mereka ingin beralih ke bisnis lain.
BACA JUGA:Daftar Harga Daihatsu Sirion Desember 2024, Tertarik Beli Mobil Baru?
Kinerja Keuangan Alfamart
Di tengah penutupan ratusan gerai, laporan keuangan Alfamart menunjukkan performa yang stabil. Berdasarkan laporan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga akhir kuartal III-2024, AMRT mencatat laba bersih sebesar Rp 2,39 triliun. Angka ini naik 9,52% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang mencapai Rp 2,19 triliun.
Pendapatan AMRT juga mengalami kenaikan signifikan sebesar 10,23%, dari Rp 80,02 triliun per September 2023 menjadi Rp 88,21 triliun di kuartal III-2024.
Namun, beban pokok pendapatan meningkat tajam menjadi Rp 69,24 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 53,12 triliun.
Meski demikian, laba bruto AMRT berhasil mencapai Rp 18,86 triliun, naik 11,66% dari Rp 16,89 triliun pada tahun sebelumnya.
BACA JUGA:Siap-siap Nataru, Cek Daftar Sewa Mobil Terbaru, Tarif per Hari Mulai Rp 300 Ribuan
Beban Operasional dan Laba Usaha
Beban operasional juga turut meningkat, dengan beban penjualan dan distribusi mencapai Rp 15,04 triliun, naik dari Rp 13,43 triliun. Beban umum dan administrasi naik menjadi Rp 1,57 triliun dari Rp 1,44 triliun.
Selain itu, pendapatan lainnya tercatat sebesar Rp 924 miliar, sedikit meningkat dari Rp 921 miliar di periode yang sama tahun lalu. Adapun beban lainnya melonjak dari Rp 61 miliar menjadi Rp 76 miliar.
Meski beban operasional meningkat, laba usaha AMRT tetap mencatatkan pertumbuhan, yakni sebesar Rp 3,1 triliun dibandingkan Rp 2,88 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Pendapatan dari Segmen Makanan dan Non-Makanan
Pendapatan AMRT hingga kuartal III-2024 didominasi oleh segmen makanan, yang menyumbang Rp 62,37 triliun. Sementara itu, segmen non-makanan menyumbang Rp 25,84 triliun.
Total aset AMRT hingga 30 September 2024 tercatat sebesar Rp 36,63 triliun, naik dari Rp 34,24 triliun pada akhir tahun 2023. Total ekuitas perusahaan juga mengalami kenaikan, mencapai Rp 16,78 triliun dibandingkan Rp 15,70 triliun di akhir tahun lalu.
BACA JUGA:Rincian Dana Desa Kabupaten Maros Tahun 2025, Simak! Berapa Pembagian di Desamu?
Kondisi Keuangan dan Saldo Kas
Saldo kas dan setara kas AMRT per September 2024 mencapai Rp 4,16 triliun, meskipun turun dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 3,17 triliun.
Secara keseluruhan, kinerja keuangan AMRT menunjukkan stabilitas, bahkan di tengah tantangan penutupan gerai. Pendapatan yang terus meningkat menjadi indikator positif bahwa perusahaan masih mampu mempertahankan posisi kompetitifnya di pasar ritel Indonesia.
BACA JUGA:Rincian Dana Desa Kabupaten Puncak Jaya Tahun 2025, Cek Pembagian Desamu di Sini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: