Iklan RBTV Dalam Berita

Mengenal Brain Rot pada Anak, Ini Dampak dan Cara Mengatasinya

Mengenal Brain Rot pada Anak, Ini Dampak dan Cara Mengatasinya

Brain Rot pada Anak --

NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM – Apa itu Brain Rot pada anak? dampak digitalisasi dan cara mengatasinya.

Di era digital saat ini, perkembangan teknologi telah mempengaruhi hampir setiap aspek kehidupan, termasuk cara anak-anak belajar, bermain, dan berinteraksi. 

BACA JUGA:Perbedaan Emas Antam dan Emas Batangan, Mana Lebih Menguntungkan?

Namun, seiring dengan kemudahan yang ditawarkan oleh teknologi, muncul juga tantangan baru yang dapat merugikan perkembangan anak, salah satunya adalah fenomena yang dikenal dengan istilah brain rot atau pembusukan otak. 

Meskipun terdengar asing, konsep ini menjadi semakin relevan dalam dunia digital yang serba cepat dan penuh dengan konten instan yang terus-menerus mengalir ke perangkat anak-anak.

BACA JUGA:Cara Mudah Dapat Modal Usaha dari Pemerintah Tanpa Jaminan, Tertarik Coba?

Apa Itu Brain Rot pada Anak?

Secara harfiah, brain rot berarti pembusukan otak. Namun, dalam konteks perkembangan anak, istilah ini lebih digunakan untuk menggambarkan penurunan kemampuan kognitif dan mental akibat konsumsi konten digital yang berlebihan. 

Anak-anak yang terlalu banyak terpapar pada konten hiburan yang tidak mendidik, terutama dari media sosial dan aplikasi berbasis video pendek, cenderung kehilangan fokus dan kemampuan untuk berpikir secara mendalam. 

Kebiasaan menonton video pendek tanpa henti di platform seperti TikTok, YouTube Shorts, atau Instagram Reels adalah contoh paling umum dari penyebab brain rot.

Konten yang ringan, cepat, dan adiktif ini memberikan kepuasan instan, tetapi tidak merangsang pemikiran kritis atau kreativitas yang seharusnya berkembang pada usia anak-anak.

BACA JUGA:Dibuka 4 Hari Lagi! Timezone Hadirkan 121 Permainan di Bencoolen Mall

Dampak Brain Rot terhadap Perkembangan Anak

Dampak dari brain rot pada anak sangat besar dan bisa terlihat dalam berbagai aspek kehidupan mereka. Salah satunya adalah penurunan konsentrasi. 

Anak-anak yang terbiasa mengonsumsi konten digital yang cepat sering kesulitan untuk fokus pada tugas-tugas yang membutuhkan perhatian lebih lama, seperti belajar atau menyelesaikan pekerjaan rumah. Mereka menjadi terbiasa dengan rangsangan cepat, sehingga sulit untuk beradaptasi dengan aktivitas yang memerlukan waktu dan pemikiran yang lebih mendalam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: