Misteri Keramat Muaro Penago di Seluma, Konon Ada Penampakan Buaya dan Si Jajil

BENGKULU, RBTVCAMKOHA.COM - Misteri keramat Muaro Penago di Seluma, konon ada penampakan buaya dan Si Jajil.

Kabupaten Seluma merupakan wilayah adiministratif pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan. Daerah ini berbatasan langsung dengan Kota Bengkulu dan Bengkulu Selatan.

Penduduk Kabupaten Seluma mayoritas berprofesi sebagai petani. Ada juga yang menjadi nelayan dan menjadi pegawai.

BACA JUGA:Misteri Danau Gunung Tujuh Jambi, Terkadang Terlihat Manusia Kerdil

Dengan wilayah yang cukup luas, di Kabupaten Seluma ternyata masih banyak menyimpan cerita-cerita mistis atau pun misteri. Salah satunya cerita tentang Keramat Muaro Penago.

Keramat Muara Penago sesuai dengan namanya berada di desa Penago Baru Kecamatan Ilir Talo. Ada beberapa cerita mistis yang selalu turun temurun. 

Menurut penurutan warga, di area Keramat Muaro Penago ini sering terlihat buaya. Ukuran buaya itu cukup besar. Meski demikian, belum ada cerita jika ada warga yang dimangsa oleh buaya penunggu Muaro Penago tersebut.

BACA JUGA:Misteri Danau Dendam Tak Sudah Bengkulu, Ada Sosok Besar di Dalam Danau?

Dari cerita mulut ke mulut, memang ada orang yang pernah melihat buaya itu. Namun sayangnya setelah ditelusuri tidak bisa dipastikan siapa yang pernah melihat buaya tersebut. 

Selain penampakan buaya, di Keramat Muaro Penago ini menurut keterangan warga juga ada penunggu yang disebut Si Jajil. 

Si Jajil merupakan sebutan warga untuk seekor harimau ukuran kecil. Harimau ini terkadang hadir di daratan sekitar Muaro Penago. Namun lagi-lagi belum ada kabar jika harimau si Jajil ini sampai memangsa manusia.

BACA JUGA:Misteri Danau Toba Sumatera Utara, Sering Terlihat Wajah Sosok yang Marah dan Sinis

Karena cerita-cerita ini, tidak banyak orang yang berani melintasi area Keramat Muaro Penago pada malam hari. Karena menurut ceritanya, buaya dan harimau Si Jajil ini sering menampakan diri pada malam hari. 

Walaupun misteri Keramat Muaro Penago berupa buaya dan harimau ini keterangan yang turun temurun, namun warga desa tidak terusik. Mereka tetap bekerja dan hidup tentram. 

Sumber: