Bendungan Terbesar di Sumatera Utara dengan Ketinggiannya 46 Meter, Simak 5 Fakta Menariknya
Bendungan tertua di Sumatera Utara--
Dikutip dari laman resmi Inalum, tenaga listrik dari PLTA disalurkan melalui jaringan transmisi yang tersebar sepanjang 120 km. Jumlah menara transmisi yang memungkinkan distribusi listrik pastinya banyak, yaitu sebanyak 271 buah.
Ketika sudah sampai di pabrik Kuala Tanjung, gardu induk lantas menyalurkan energi ke tiga gedung tungku reduksi dan gedung penunjang lainnya. Jadi, tenaga listrik yang dimiliki PLTA Inalum bukan untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat, melaikan semata-mata untuk memasok tenaga listrik yang diperlukan smelting plant.
BACA JUGA:Rakyat Sumatera Utara Bisa Kaya, Ini Lokasi Harta Karun Emas hingga Minyak Bumi Diincar Banyak Orang
3. Memanfaatkan air yang berasal dari Danau Toba
Bendungan Sigura-gura sendiri membendung Sungai Asahan. Namun, wajib kamu ketahui bahwa air yang ada bersumber dari Danau Toba. Rorim mengungkapkan, semisal kamu terus menelusuri ke arah hulu sejauh kurang lebih 26 km, maka akan kamu temui danau vulkanik terbesar di dunia tersebut.
Intake dam yang satu ini mampu menampung debit air rata-rata 110–120 m³/detik. Karena jumlah air yang ditampung tak sedikit, kedalaman Bendungan Sigura-gura bisa mencapai 45 m. Namun, angka tersebut bisa berubah-ubah tergantung debit air.
BACA JUGA:Misteri Danau Toba Sumatera Utara, Sering Terlihat Wajah Sosok yang Marah dan Sinis
Kalau menengok air yang dibendung, kamu mungkin bakal mengira bahwa Sungai Asahan itu lebar. Padahal, sebenarnya tidak.
"Mungkin, lebarnya 5–6 m. Sangat sempit. Karena kita bendung, permukaan airnya naik jadi seolah Sungai Asahan ini sangat lebar," kata Rorim.
Laki-laki yang sudah bekerja untuk Inalum sejak Januari 2004 tersebut juga mengungkapkan desain bendungan sendiri mengikuti kondisi geografis sungai sehingga semakin ke bagian dasar, bendungan semakin sempit karena menyesuaikan lebar Sungai Asahan.
BACA JUGA:Begini Cara Daftar Polri SIPSS 2025, Langsung Jadi IPDA
4. Air dalam bendungan sewaktu-waktu akan dikeluarkan
Air yang dibendung tentu tidak ditahan terus-menerus. Ada kondisi tertentu yang mengharuskannya untuk dibuang, terlebih ketika tinggi muka air sudah tinggi. Naiknya permukaan air bendungan umumnya disebabkan oleh curah hujan yang tinggi. Nah ketika hal tersebut terjadi, maka harus dilakukan perilisan air melalui pintu air.
Air yang dikeluarkan biasanya deras dan bertekanan tinggi sehingga berpotensi merusak fondasi bendungan. Oleh karena itu, dibuatlah komponen stilling basin atau kolam penenang yang berfungsi untuk meredam air yang keluar dari bendungan.
Bukan hanya ketika tinggi muka air naik, setiap setelah dimanfaatkan untuk memutar turbin, air akan kembali mengalir ke Sungai Asahan. Air yang digunakan dikeluarkan melalui terowongan pembuangan akhir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: