Petani Menjerit, Pemkab Bengkulu Utara Tak Berkutik Karena Alasan Ini

Petani di Bengkulu Utara lagi menjemur padi--
BENGKULU UTARA, RBTV.DISWAY.ID - Petani menjerit, Pemkab BENGKULU UTARA tak berkutik karena alasan ini. Hal yang membuat Petani di BENGKULU UTARA menjerit karena harga beli gabah di Kabupaten BENGKULU UTARA masih jauh dari harga pembelian pemerintah (HPP) yakni Rp 6.500 per kilogram.
Di Kecamatan Arma Jaya, harga gabah di tengkulak atau pengusaha penggilingan padi hanya di harga Rp 5.300 per kilogram. Amran, salah satu petani, mengaku kalau harga tersebut terlalu murah, tidak bisa mengembalikan biaya produksi.
“Gabah sekarang agak murah, 5.300 per kilo,” kata Amran.
Ini diperburuk dengan hasil panen yang merosot hingga 50 persen akibat tanaman padi diserang hama burung dan tikus.
“Biasanya bisa dapat 80 karung, panen ini cuma dapat 40 karung,” ujar Amran.
BACA JUGA:Cuma Hari Ini Senin 17 Februari 2025, Begini Cara Dapat Link DANA Kaget
Beruntung petani masih menyimpan bantuan benih padi, herbisida dan pupuk bantuan pemerintah yang diterima akhir tahun 2024 lalu. Itu menjadi modal untuk masa tanam selanjutnya, itung-itung memangkas biaya produksi.
“Alhamdulillah masih ada bantuan akhir tahun kemarin. Itulah nanti yang dipakai untuk tanam,” kata Amran.
Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan peternakan (DPTPHP) Bengkulu Utara, Abdul Hadi, mengakui kalau program pemerintah pusat terkait harga beli gabah masih belum bisa terlaksana di daerah.
“Kita pantau melalui penyuluh kita, memang harganya masih jauh dari harga beli pemerintah. Di kita itu memang belum berjalan oleh tengkulak yang membeli gabah dari petani,” kata Abdul Hadi, Senin (17/2).
BACA JUGA:Polisi Temukan Transaksi Judol Rp 700 Juta dari Rekening Oknum PNS Dispendik Bengkulu Utara
Abdul Hadi mengatakan, pihaknya saat ini tidak bisa untuk mengintervensi tengkulak atau pelaku penggiling padi membeli harga yang sesuai dengan keinginan pemerintah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: