Boleh Berbohong dalam 3 Hal, Salah Satunya Soal Suami Istri, Berikut Riwayat Rasulullah SAW
Boleh Berbohong dalam 3 Hal, Salah Satunya Soal Suami Istri, Berikut Riwayat Rasulullah SAW--
دعتْني أُمي يومًا ورسولُ اللهِ صلى اللهُ عليه وسلم قاعدٌ في بيتِنا فقالتْ: ها تعالَ أُعطيكَ فقال لها رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ وما أردتِ أنْ تعطيهِ ؟ قالت : أُعطيهِ تمرًا، فقال لها رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ : أما إنك لو لمْ تُعطيهِ شيئًا كُتبتْ عليكِ كَذِبةٌ
Artinya:
“Suatu hari ibuku memanggilku, sedangkan Rasulullah saat itu sedang duduk-duduk di rumah kami.
Ibuku bilang, ”Sini nak! Aku beri kamu.” Rasulullah berkata kepada ibuku, “Kamu akan memberinya apa?”
Ibuku menjawab, ”Aku akan memberinya Tamr (kurma yang dikeringkan). ”Lalu Rasulullah bersabda ,”Apabila kamu tidak memberinya sesuatu, maka akan ditulis kamu telah berdusta.”
[Hadis riwayat Abu Dawud dan dinyatakan sebagai hadis hasan oleh Al-Albani di dalam Shahih Abu Dawud no. 4991]
Dalam hadis tersebut dijelaskan bahwa, hukum berbohong adalah dosa dalam segala keadaan apa pun.
4. Kebohongan Tanda Orang Munafik
Hadis dosa berbohong juga dikaitkan dengan orang yang munafik. Dalam hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berikut ini, Rasulullah menjelaskan tentang nifaq amali dengan sabdanya,
آيَةُ المُنَافِقِ ثَلَاثٌ: إذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وإذَا وعَدَ أخْلَفَ، وإذَا اؤْتُمِنَ خَان
Artinya:
"Tanda orang munafik ada tiga, pertama apabila berbicara berbohong, lalu apabila berjanji mengingkari atau menyelisihi janji, dan apabila diberi amanah berhianat.” (Hadit shahih riwayat Al-Bukhari di dalam Shahih Al-Bukhari no. 33).
5. Berdusta dalam Rumah Tangga
Hadis dosa berbohong terkait rumah tangga turut dijelaskan menurut Ummu Kultsum binti ‘Uqbah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah SAW bersabda,
ليس الكذَّابُ الذي يُصْلِحُ بينَ النَّاسِ فيقولُ خَيرًا، أو يَنْمِي خَيرًا
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: