Apakah Boleh Sholat Idul Fitri di Mushola, Begini Penjelasannya agar Tidak Salah
Apakah boleh sholat idul fitri di musholla? --
Al ‘Allamah al ‘Aini al Hanafi dalam Syarah Bukhori, beliau menyimpulkan dari hadits Abu Sa’idal Khudri,
BACA JUGA:Ucapan Idul Fitri untuk Orang Tua yang Sudah Meninggal Dunia, Penuh Doa dan Makna
" كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْرُجُ يَوْمَ الْفِطْرِ وَالأَضْحَى إِلَى الْمُصَلَّى فَأَوَّلُ شَيْءٍ يَبْدَأُ بِهِ الصَّلاةُ ثُمَّ يَنْصَرِفُ ، فَيَقُومُ مُقَابِلَ النَّاسِ وَالنَّاسُ جُلُوسٌ عَلَى صُفُوفِهِم ،ْ فَيَعِظُهُمْ وَيُوصِيهِمْ وَيَأْمُرُهُمْ ، فَإِنْ كَانَ يُرِيدُ أَنْ يَقْطَعَ بَعْثًا قَطَعَهُ أَوْ يَأْمُرَ بِشَيْءٍ أَمَرَ بِه ،ِ ثُمَّ يَنْصَرِفُ . قَالَ أَبُو سَعِيدٍ فَلَمْ يَزَلْ النَّاسُ عَلَى ذَلِكَ حَتَّى خَرَجْتُ مَعَ مَرْوَانَ وَهُوَ أَمِيرُ الْمَدِينَةِ فِي أَضْحًى أَوْ فِطْرٍ فَلَمَّا أَتَيْنَا الْمُصَلَّى إِذَا مِنْبَرٌ بَنَاهُ كَثِيرُ بْنُ الصَّلْتِ فَإِذَا مَرْوَانُ يُرِيدُ أَنْ يَرْتَقِيَهُ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّيَ فَجَبَذْتُ بِثَوْبِهِ فَجَبَذَنِي فَارْتَفَعَ فَخَطَبَ قَبْلَ الصَّلاةِ فَقُلْتُ لَهُ غَيَّرْتُمْ وَاللَّهِ فَقَالَ أَبَا سَعِيدٍ قَدْ ذَهَبَ مَا تَعْلَمُ فَقُلْتُ مَا أَعْلَمُ وَاللَّهِ خَيْرٌ مِمَّا لا أَعْلَمُ فَقَالَ إِنَّ النَّاسَ لَمْ يَكُونُوا يَجْلِسُونَ لَنَا بَعْدَ الصَّلَاةِ فَجَعَلْتُهَا قَبْلَ الصَّلاةِ " – رواه البخاري 956 ومسلم 889 - ] ( ج 6 ص280-281)
Artinya “Bahwa Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- keluar ke mushalla ketika shalat Idul fitri dan idul adha. Dan yang pertama beliau lakukan adalah shalat lalu berpaling. Seraya berdiri menghadap ke jama’ah -sedang mereka duduk dalam shafnya- memberikan nasehat, wasiat, dan memberikan perintah kepada mereka. Jika beliau ingin mengirim utusan maka beliau utaraka, dan jika beliau ingin memerintah sesuatu juga beliau utarakan lalu beranjak pulang. Abu Sa’id mengatakan, demikianlah masyarakat melakukan shalat id, sampai saya keluar dengan Marwan yang posisinya sebagai wali (gubernur) Madinah untuk mendirikan shalat idul adha dan idul fitri, sesampainya kami di Mushalla kami mendapati mimbar yang dibuat oleh Katsir bin Shalt. Dan Marwan ingin menaikinya sebelum shalat id, maka aku tarik bajunya, dia tetap naik mimbar dan berkhutbah sebelum shalat, lalu saya katakan: “Demi Allah, kalian telah merubahnya”. Lalu dia berkata: “Wahai Abu Sa’id, telah berlalu apa yang anda tahu”. Saya berkata: “Apa yang saya ketahui lebih baik dari apa yang tidak saya ketahui”. Dia berkata: “Bahwa masyarakat tidak sabar untuk mendengarkan khutbah setelah shalat, maka saya menjadikan khutbah sebelum shalat”. HR. Bukhori 956, dan Muslim 889, Jilid: 6/280-281). Beliau berkata: “Dan di dalam Mushalla ada al Barruz, dan tidak shalat id di masjid kecuali dalam keadaan darurat”. Ibnu ziyad meriwayatkan dari Malik bahwa beliau berkata: “Yang sesuai sunnah adalah keluar menuju Mushalla id, kecuali bagi penduduk Makkah, bahwa mereka mendirikan shalat id di masjid”.
BACA JUGA:Akan Ada Tarif Khusus, Cek Update Harga Tiket Taman Safari Bogor Selama Libur Lebaran 2024
Al ‘Allamah Ibnul Haaj, dalam bukunya “al Madhkhol, jilid 2/283: “Menjadi sunnah sebelumnya bahwa shalat idul fitri dan idul adha itu dilaksanakan di mushalla; karena Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
" صلاة في مسجدي هذا أفضل من ألف صلاة فيما سواه إلا المسجد الحرام " البخاري 1190 ومسلم 1394
“Shalat di masjidku ini lebih baik dari 1000 kali shalat dari pada masjid yang lain, kecuali Masjidil Haram”. (HR. Bulhori: 1190, dan Muslim: 1394)
Kemudian Rasulullah meskipun masjidnya memiliki keutamaan yang besar, beliau keluar ke mushalla dan meninggalkan masjidnya. Ini merupakan bukti yang jelas akan kuatnya perintah keluar ke mushalla id untuk shalat idul fitri dan idul adha, ini pulalah yang sesuai sunnah. Sedangkan shalat id di masjid menurut madzhab Maliki –rahimahullah- adalah bid’ah, kecuali karena darurat dan terpaksa, maka bukan termasuk bid’ah; karena Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- dan para khulafaur Rasyidin setelah beliau tidak melaksanakan shalat id di masjid, beliau juga menyuruh semua wanita keluar ke mushalla, termasuk wanita yang sedang haid, dan yang sedang dipingit juga keluar ke mushalla id. Salah satu dari mereka berkata: “Wahai Rasulullah, salah satu dari kami tidak memiliki baju kurung (semacam mukenah), beliau menjawab: “Hendaknya saudara muslimah yang lain meminjaminya, hingga ikut menyaksikan kebaikan hari raya, dan do’a-do’a kaum muslimin”. (HR. Bukhori 324, dan Muslim 890).
BACA JUGA:Bacaan Doa Takbiran Idul Fitri Lengkap Bahasa Arab dan Artinya, Ada Versi Pendek dan Panjang
Demikianlah ulasan apakah boleh Sholat Idul Fitri di Mushola. Semoga penjelasan di atas dapat membantu menjawab pertanyaan Anda.
Tianzi Agustin
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


