Tinggalkan Dolar AS, Ini Alasan BRICS akan Ciptakan Mata Uang Baru
Alasan BRICS akan Ciptakan Mata Uang Baru--
Pada kenyataannya, Rusia dan Tiongkok telah memperlihatkan komitmen kuat terhadap upaya ini.
Data menunjukkan bahwa hampir 95% perdagangan antara kedua negara ini kini berlangsung menggunakan rubel dan yuan.
Hal ini mendorong negara-negara anggota lainnya untuk mendukung penciptaan sistem pembayaran internasional alternatif yang memungkinkan mereka untuk bertransaksi lebih leluasa tanpa bergantung pada sistem keuangan global yang masih didominasi dolar AS.
Langkah BRICS ini menjadi sorotan utama dalam upaya untuk menciptakan mata uang cadangan baru yang diperkirakan akan didukung oleh sekumpulan mata uang dari masing-masing negara anggota.
BACA JUGA:Mantap! Ini 13 Negara yang Resmi Gabung Jadi Mitra Baru BRICS, Ada Indonesia
Proses ini akan melibatkan teknologi blockchain sebagai sarana penyimpanan dan transfer token digital antarnegara.
Blockchain dipilih karena teknologi ini dianggap mampu memberikan transparansi, keamanan, dan efisiensi yang lebih baik dalam transaksi lintas batas.
Inisiatif ini diharapkan dapat mengurangi biaya transaksi dan mempercepat proses pembayaran internasional, yang juga menjadi salah satu alasan utama BRICS ingin memanfaatkan teknologi blockchain dalam implementasinya.
BACA JUGA:Simulasi Kredit Motor Honda Stylo 160, Cicilan Super Ringan
Bagi Rusia, penggunaan mata uang cadangan baru dan pengembangan platform pembayaran internasional ini dinilai sangat strategis, khususnya sebagai perlindungan dari sanksi yang diberikan oleh negara-negara Barat.
Berdasarkan laporan dari Reuters, Rusia melihat kebutuhan akan sistem pembayaran alternatif ini sebagai langkah untuk menjaga kedaulatan ekonominya di tengah situasi global yang semakin kompleks.
Negara-negara anggota BRICS juga menganggap sistem baru ini akan membantu mereka mempercepat transaksi perdagangan antarnegara tanpa melalui mekanisme yang memerlukan konversi ke dolar AS, sehingga memberikan keamanan tambahan dari potensi sanksi sekunder yang mungkin dijatuhkan oleh negara Barat.
Meskipun demikian, muncul juga pandangan skeptis terkait keberhasilan dari mata uang cadangan yang direncanakan oleh BRICS.
BACA JUGA:Simulasi Kredit Honda Beat Street 2024 Angsuran Rp 300 Ribuan per Bulannya
Beberapa ahli menilai bahwa menggabungkan ekonomi dengan karakter yang sangat berbeda, seperti Brasil yang memiliki perekonomian berbasis sumber daya, dengan Tiongkok yang memiliki ekonomi industri maju, akan menimbulkan tantangan besar dalam proses integrasi ini.
Selain itu, negara-negara anggota yang non-Tiongkok khawatir bahwa adanya mata uang cadangan ini akan membuat mereka bergantung pada yuan Tiongkok, yang tentunya dapat mengurangi efektivitas dan stabilitas dari sistem yang baru.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


