Fenomena Clipper, Profesi Baru yang Bisa Menghasilkan Gaji Belasan Juta, Bagaimana Cara Kerjanya?

NASIONAL, RBTVDISWAY.ID – Saat ini banyak orang ingin menjadi clipper. Alasannya, pekerjaannya mudah, bisa dilakukan di mana saja dan bisa mendatangkan penghasilan hingga belasan juta.

Tapi apa itu clipper dan bagaimana cara kerjanya? Simak penjelasannya berikut. 

Fenomena clipper yang awalnya muncul sebagai bentuk dukungan penggemar terhadap idolanya, kini berkembang menjadi sistem yang lebih terstruktur, terkoordinasi, dan bahkan dikomersialkan oleh para influencer besar. 

Fenomena clipper sendiri muncul seiring meningkatnya tren live streaming panjang di YouTube maupun platform lainnya. 

Penonton yang enggan menyimak konten berdurasi 6 hingga 8 jam akhirnya mencari potongan momen terbaik yang lebih ringkas dan menghibur.

BACA JUGA:Lagi Heboh Clipper, Peluang Pendapatan hingga Rp 15 Juta, Banyak Digandrungi Gen Z

Dari sinilah fenomena clipper tumbuh. Mereka memotong bagian lucu, tegang, atau kontroversial, lalu mengunggahnya ke platform short video seperti TikTok, Shorts, atau Reels.

Influencer Mulai Komersialkan Sistem Clipper

Seiring meningkatnya minat penonton, influencer besar melihat peluang untuk memperluas kolam audiens. 

Fenomena clipper berubah menjadi strategi marketing tersendiri. Beberapa nama seperti Ferry Irwandi, Agus Leo Halim (Lenkit), hingga Timothy Ronald gencar membuat “sayembara clipper” untuk mengundang partisipasi publik.

Dalam sistem tersebut, clipper diberi insentif berupa uang berdasarkan jumlah views. Beberapa influencer bahkan menawarkan hadiah uang tunai langsung jika video hasil clipper masuk ke FYP (For You Page) mereka. 

Seperti Timothy Ronald, siapa saja yang videonya lewat FYP dia, langsung diberi Rp1 juta.

Sementara itu, influencer lain menggunakan sistem checkpoint. Untuk Agus Leo Halim, misalnya, setiap capaian views tertentu menghasilkan nominal yang berbeda, mulai dari Rp300 ribu, Rp500 ribu, hingga Rp1 juta. Semakin tinggi views yang didapat clipper, semakin besar insentifnya.

Berbeda dengan model Timothy Ronald yang spontan, Ferry Irwandi menggunakan sistem lebih rapi. Ia membuka pendaftaran melalui Discord dan memberikan panduan teknis, termasuk hashtag dan format video. 

Sumber: