Abu Nawas dikerjai balik oleh Santri-santrinya. Ia dijuluki sebagai guru badut karena terus melawak di depan kelas.
Diketahui bahwa kecerdasan Abu Nawas tersebar hingga seluruh wilayah Baghdad. Para santri atau muridnya pun kian bertambah.
Sayangnya, tidak semua santri sepaham dengan Abu Nawas. Suatu hari salah seorang santri tampak mengeluh dan menyampaikan pendapatnya secara kritis mengkritik bahwa spiritualitas Abu Nawas perlu disesuaikan dengan perkembangan zaman.
BACA JUGA:3 Shio Ini Harus Bersabar, Banyak Ujian dan Cacian Berdatangan di Bulan Juni
Menanggapi kritikan santrinya itu, Abu Nawas hanya tertawa. Santri yang lainnya pun ikut tertawa kencang melihat tingkah lucu gurunya tersebut. Kemudian Abu Nawas tampak terdiam.
Seketika suasana menjadi hening, Abu Nawas menarik napas dalam-dalam. Kemudian dengan hati-hati dia menceritakan kisah seorang pelajar yang bertanya kepada penjual buku.
"Tidak ada buku anatomi yang lebih baru?" ucap Abu Nawas menirukan pertanyaan pelajar tersebut kepada penjual buku.
"Buku-buku yang ada di sini sudah berumur 10 tahun atau lebih!" protes pelajar itu.
BACA JUGA:Cerita Abu Nawas dengan Tahanan yang Mendapat Potongan Masa Hukuman