Namun secara fisiologis, tidak ada mekanisme pasti yang menunjukkan hubungan antara rasa kaget dan penghentian kontraksi pada diafragma otot yang menyebabkan cegukan.
Apa Sebenarnya yang Terjadi Saat Cegukan?
Cegukan muncul ketika otot diafragma berkontraksi secara tiba-tiba. Diafragma adalah otot yang memisahkan rongga dada dan perut, berperan penting dalam proses pernapasan.
Ketika kontraksi itu terjadi secara tak terkendali, pita suara menutup cepat, menghasilkan suara khas “hik” yang kita kenal.
Penyebabnya bisa beragam yakni makan terlalu cepat, minum soda, tertawa berlebihan, perubahan suhu mendadak, bahkan stres emosional.
Untungnya, kebanyakan cegukan hanya berlangsung sebentar dan bisa hilang tanpa pengobatan khusus.
Cara yang Lebih Efektif dan Direkomendasikan untuk Mengatasi Cegukan
Daripada berharap pada cara “dikagetin”, ada sejumlah metode yang lebih masuk akal dan terbukti membantu menenangkan refleks cegukan. Berikut beberapa di antaranya:
1. Menahan Napas (Deep Breath Hold)
Tarik napas dalam-dalam dan tahan sekitar 10–20 detik sebelum mengembuskannya perlahan.
Dengan menahan napas, kadar karbon dioksida (CO₂) dalam darah meningkat sehingga otot diafragma bisa lebih rileks. Ini salah satu teknik paling aman dan sering berhasil.
2. Bernapas ke Dalam Kantong Kertas
Tutup mulut dan hidung dengan kantong kertas (hindari plastik), lalu tarik dan hembuskan napas perlahan beberapa kali.
Tujuannya sama meningkatkan CO₂ dalam darah untuk menenangkan refleks pernapasan yang terganggu.