Mereka biasanya tinggal di lapisan daun kering yang menutupi lantai hutan, tempat yang lembap dan teduh.
Karena tubuhnya yang mungil sangat mudah kehilangan cairan, B. pulex hanya bisa bertahan di lingkungan yang basah dan teduh sepanjang waktu. Jika tanah mengering, hidupnya bisa langsung terancam.
Menariknya, hewan ini jarang terlihat melompat jauh seperti katak biasa. Ukurannya yang kecil membuatnya lebih sering “melangkah” pelan di sela-sela daun gugur untuk mencari serangga mikroskopis sebagai makanannya.
BACA JUGA:Segini Upah Pekerja di Provinsi Jawa Barat Tahun 2026, Selamat Daerah Ini Rp 6,2 Juta per Bulan
Fenomena miniaturisasi ekstrem pada katak ini masih jadi topik menarik bagi ilmuwan. Ada beberapa alasan mengapa evolusi bisa “menciutkan” tubuh mereka sampai sekecil ini:
1. Adaptasi terhadap lingkungan lembap.
Di habitat hutan hujan tropis, udara dan tanah selalu lembap. Kondisi ini memungkinkan hewan kecil seperti B. pulex bertahan tanpa kehilangan terlalu banyak air tubuh.
2. Memasuki ceruk ekologi baru.
Dengan ukuran sekecil itu, katak ini bisa memangsa hewan-hewan kecil yang tak terjangkau oleh katak lain, seperti tungau atau larva mikroskopis di sela daun.
3. Perkembangan langsung tanpa berudu.
Uniknya, B. pulex tidak melewati fase berudu seperti katak pada umumnya. Telurnya langsung menetas menjadi versi mini dari katak dewasa. Evolusi ini membuat mereka bisa hidup tanpa bergantung pada genangan air, sekaligus menjaga ukurannya tetap kecil dan efisien.
BACA JUGA:Gemilang Glow Run Night RBTV X Polresta Bengkuu, Pendaftar Tercepat Dapat Hadiah Menarik
Semua faktor itu menunjukkan betapa menakjubkannya kemampuan alam menyesuaikan kehidupan makhluknya hingga ke ukuran paling ekstrem.
Sebelum ditemukan B. pulex, dunia sempat mengakui Paedophryne amauensis dari Papua Nugini sebagai katak terkecil di dunia.
Katak itu punya panjang sekitar 7,7 milimeter, hanya sedikit lebih besar dari B. pulex.
Namun penelitian terbaru membuktikan bahwa katak asal Brazil ini sedikit lebih mungil, dan akhirnya merebut rekor dunia.
Meski begitu, keduanya sama-sama menunjukkan pola evolusi serupahidup di tempat lembap, ukuran tubuh super kecil, dan kemampuan bertahan hidup yang luar biasa di dunia yang tampak terlalu besar bagi mereka.
BACA JUGA:Sebenarnya Telat Berapa Hari DC Pinjol Datang Ke Rumah?
Sheila Silvina