NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM - Imam Al-Ghazali dalam karya terkenalnya Kitab Ihya Ulumiddin mengisahkan seorang ahli maksiat yang dikenal masyarakat sebagai sampah masyarakat yang kesehariannya hanya mabuk-mabukkan dan beraktivitas di tempat pelacuran (tempat hiburan).
Suatu hari yang panas seorang laki-laki ahli maksiat yang tenggelam dalam dosa meninggal dunia. Tidak ada anggota masyarakat yang simpati pada jenazah laki-laki setengah baya yang tinggal di sudut Kota Bashrah ini, termasuk juga kepada keluarganya.
BACA JUGA:Masyaallah Amalan Ini, Ibadah Haji Diterima Walaupun Tidak Sampai ke Tanah Suci
Istri almarhum sendiri tidak menemukan anggota masyarakat yang berkenan membantunya untuk memikul jenazah suaminya yang pemabuk itu karena memang tetangganya juga tidak mengenalnya saking ahli maksiat suaminya.
Istri almarhum terpaksa membayar dua orang untuk memikul keranda yang berisi jenazah suaminya ke mushala. Ia juga tidak menemukan jamaah mushalla yang berkenan menshalatkan jenazah suaminya.
Istri almarhum kemudian memutuskan untuk melanjutkan prosesi pengurusan jenazah. Ia lalu membawa jenazah suaminya ke padang pasir terbuka untuk dimakamkan.
Tak disangka ia mendapati seseorang yang seakan telah menunggu lama jenazah suaminya untuk menshalatkan jenazah tersebut. Orang itu tidak lain adalah orang zuhud yang uzlah di sebuah bukit di tepi kota yang terkenal kewaliannya di kalangan penduduk.
Tak berapa lama tersiar kabar di tengah masyarakat Bashrah bahwa orang yang dikenal wali Allah rela dan berkenan menuruni bukit hanya untuk menshalatkan jenazah fulan yang dikenal sebagai seorang pemabuk.