Masyarakat Bashrah pun sambil terheran-heran lalu berduyun-duyun merapat ke lokasi pemakaman. Mereka berbaris di belakang ulama kharismatik yang dikenal sebagai wali Allah untuk menshalatkan jenazah tersebut.
BACA JUGA:Evakuasi Warga Sakit di Desa Ini Membuat Hati Pilu, Dimasukan ke Dalam Peti dan Diikat ke Motor
Masyarakat yang terheran-heran lalu bertanya kepada ulama kharismatik tersebut. Wali Allah tersebut menjawab, “Dalam mimpi aku mendengar suara langit, ‘Turunlah, temui jenazah fulan. Kamu akan melihat jenazah yang tidak diiringi siapapun kecuali istrinya. Shalatkanlah jenazahnya karena sungguh ia telah diampuni.’”
Mendengar jawaban ulama kharismatik yang rela turun bukit itu, masyarakat Bahsrah makin takjub dan heran. Sedangkan ulama kharismatik ini juga belum mengerti persis alasan pengampunan Allah terhadap jenazah laki-laki pemabuk ahli maksiat tersebut.
Wali Allah itu lalu memanggil istri almarhum untuk menggali keterangan perihal apa yang diamalkan oleh almarhum suaminya. Istri almarhum memulai ceritanya bahwa suaminya semasa hidup sebagaimana dikenal masyarakat Bashrah menghabiskan waktu sepanjang hari di tempat hiburan dan mabuk minuman seharian. “Coba kamu perhatikan, kebaikan kecil apa yang pernah dilakukan almarhum suamimu?” tanya ulama kharismatik tersebut.
BACA JUGA:Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan untuk Lulusan S1, Berikut Posisi dan Syarat Pendaftar
Sementara masyarakat memperhatikan dengan khidmat jawaban istri almarhum. “Baik, ada tiga hal yang kuingat,” jawab istri almarhum.
Pertama, setiap kali sadar dari mabuknya waktu Shubuh almarhum suaminya segera mengganti pakaian, berwudhu, lalu bergegas menuju masjid untuk shalat Subuh berjamaah. Selesai shalat Subuh berjamaah, almarhum kembali ke tempat hiburan langganannya dan tenggelam dalam dosa.
Kedua, rumah almarhum tidak pernah sepi dari satu atau dua anak yatim yang disantuni. Bahkan tidak jarang kebaikan almarhum terhadap anak-anak yatim tersebut melebihi kebaikannya terhadap anaknya sendiri.